Hapuslah air matamu Ibu Pertiwi
Biarkan kami yang bermandi peluh,
bermandi debu dan bermandi lumpur
Biarkan kami yang akan menggendong duka dan laramu
Biarkan kami yang akan memikul semua ini

Tetap Semangat Wahai Anak Bangsa !!!
SEPERTI BURUNG ELANG,
JIKA INGIN TERBANG AKAN BELAJAR TERUS MENERUS SEBELUM BISA MENEMBUS ANGKASA RAYA...
ITULAH PG dan juga para PETUALANG SEJATI

01 Oktober 2009

Kegiatan Pengurangan Risiko Bencana Di Sekolah Harus Berkelanjutan





Kegiatan Pengurangan Risiko Bencana Di Sekolah Harus Berkelanjutan

Jakarta, MPBI---Padatnya kurikulum pendidikan nasional tidak boleh kita jadikan alasan untuk tidak melakukan kegiatan pengurangan risiko bencana di sekolah secara berkelanjutan. Pembelajaran tentang pengurangan risiko bencana di sekolah-sekolah bisa disiasati dengan memasukkan materi itu ke dalam materi-materi muatan lokal. Demikian salah satu pandangan yang mengemuka dalam acara Workshop Hari Pengurangan Risiko Bencana 2006 di Jakarta, hari ini (11/10).

Workshop Hari Pengurangan Risiko Bencana (HPRB) 2006 tersebut diselenggarakan oleh Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI), Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Hivos, Islamic Relief, International Federation Red Cross (IFRC), Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat Studi Managemen Bencana Univ. Pembangunan Nasional (UPN) Veteran-Jogjakarta, dan berbagai organisasi non pemerintah lainnya. (Baca: Siaran Pers hari ini).

Hadir sebagai pembicara pada kesempatan ini adalah, Dr. Ir. Harkunti P. Rahayu (Pusat Mitigasi Bencana ITB), KH. Ahmad Darodji (Anggota DPR RI Komisi X), ET. Paripurno (UPN Veteran-Jogjakarta), Prof. Dr. Bambang Suhendro (Badan Standar Nasional Pendidikan), dan Dr. Seto Mulyadi (Komnas Perlindungan Anak).

“Terus terang, pada waktu memulai melakukan pendekatan kepada Depdiknas tentang pentingnya pengenalan pengurangan risiko bencana di sekolah, kami diingatkan bahwa kurikulum pendidikan kita sudah sangat padat. Sehingga kalaupun ada penambahan materi-materi terkait masalah ini tidak boleh semakin membebani anak-anak,” jelas Harkunti P. Rahayu.

Menurut Harkunti P. Rahayu, yang sudah melakukan kegiatan pengenalan pengurangan risiko bencana di sekolah sejak tahun 2000, salah satu tantang berat dalam kegiatan ini adalah bagaimana melakukannya secara berkelanjutan. “Tak bisa dipungkiri bahwa faktor dana seringkali menjadi kendala untuk menjamin keberlanjutan kegiatan ini. Namun demikian kita tidak boleh berhenti dan seyogyanya semua pihak yang memiliki kepedulian tentang masalah ini bekerjasama secara sinergis untuk menunjang keberlanjutannya”.

Sementara itu Dr. Seto Mulyadi mengingatkan bahwa kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pengurangan risiko bencana di sekolah harus dilakukan dengan keceriaan. Artinya bagaimana anak-anak bisa menikmati dan antusias ketika mereka menerima materi-materi tentang pengurangan risko bencana ini. “Cerita-cerita lucu dan menyenangkan dengan memanfaatkan alat-alat peraga sangat membantu anak-anak untuk lebih mudah menyerap materi yang disampaikan. Jadi anak-anak jangan dijejali dengan cerita-cerita yang menyeramkan tentang bencana”.

Ditambahkannya, penyampaian semua materi itu juga harus memperhatikan hak-hak anak sebagaimana yang sudah menjadi kesepatan dalam Konvensi Hak Anak Internasional.

Yang juga menjadi sorotan peserta adalah soal lingkup ketahanan sekolah terhadap bencana seperti tema yang diangkat dalam workshop ini. Apakah ketahanan sekolah yang dimaksud adalah semata-mata ketahanan fisik (struktur) bangunan yang tahan bencana, managemennya, atau manusianya yang memiliki ketahanan/ daya tangkal dan daya lenting terhadap risiko-risiko bencana. Namun peserta sepakat bahwa ketahanan yang dimaksud adalah keseluruhan dari faktor-faktor tersebut.

Hal tidak kalah penting adalah bagaimana melibatkan peran serta orang tua anak dalam kegiatan pengenalan pengurangan risiko bencana itu. Jadi tidak hanya para guru dan anak-anak saja yang mendapat pemahaman tentang risko-risiko bencana.

Pada sesi kedua workshop itu juga diisi dengan pengalaman-pengalaman lembaga/organisasi yang selama ini sudah melakukan kegiatan pengenalan pengurangan risiko bencana di sekolah. Pembicara yang tampil pada kesempatan ini adalah Maharani Hardjoko (Save the Children), Halim (Action Contre la Faim), Rina Utami (PMI), Patra Rina Dewi (KOGAMI), dan Sigit Purwanto (Komunitas Siaga Merapi).

Sumber: Website Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia

Perkembangan Korban dan Kerusakan Akibat Gempa di Padang

Perkembangan Korban dan Kerusakan
Akibat Gempa di Padang

Kamis, 01/10/2009 12:04:17


Sampai dengan saat ini, pukul 11.30 WIB jumlah korban meninggal akibat
gempa yang terjadi di Sumatera Barat kemarin berjumlah 220 orang dengan
rincian 144 orang (dengan 41 orang telah teridentifikasi) di Kota
Padang, 62 orang di Kabupaten Padang Pariaman dan 14 orang di Kota Pariaman.

Dilaporkan pula korban luka berjumlah ± 168 orang lebih dan sebagian
telah dievakuasi ke rumah sakit dan diperkirakan masih akan terus
bertambah. Dan ribuan orang masih terhimpit di sejumlah bangunan,
diantaranya di wilayah Marapalam Padang, reruntuhan Adira Finance
Sawahan, reruntuhan ruko di Sawahan, reruntuhan ruko di Simpang Haru, di
mesjid Nurul Imam Padang, Apotik Sari depan Nurul Imamn, Gedung Gama,
BII sudirman, PT. AGD di Bypass Padang.

Selain korban sejumlah besar gedung bertingkat di Kota Padang mengalami
rusak berat hingga ambruk diantaranya :
* Dinas Kelautan Perikanan Provinsi Sumatera Barat (ambruk)
* Gedung Suzuki Sawahan (ambruk)
* 5 unit ruko Sawahan (ambruk)
* Hyundai Sawahan (ambruk)
* LB LIA Padang (ambruk)
* Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Prov Sumbar (ambruk)
* Hotel Ambacang (ambruk)
* Toko Makanan Shirley (ambruk)
* SD AGNES di Jalan Gereja (ambruk)
* SDN 30 (ambruk)
* Dealer Kapela Medan (ambruk)
* Kantor CTA (ambruk)
* PT. AGD Bypass (ambruk)
* Gedung Kuantum (ambruk)
* Kantor Adira Finance (ambruk)
* Gedung Bunda Jaya, Ulak Karang (ambruk)
* Mulya Elektronik (ambruk)
* 6 unit ruko di simpang haru (ambruk)
* 4 unit ruko di wilayah bypass (ambruk)
* Gedung proton (ambruk)
* Gedung LP3I (ambruk)
* Pengadilan Negeri Siteba (ambruk)
* Balai Kota Padang (rusak berat)
* Matahari Dept. Store (rusak berat)
* Plaza Andalas (rusak berat)
* Sentral Pasar Raya Padang (rusak berat)
* Bank Indonesia (rusak berat)
* Bappeda Provinsi Sumbar (rusak berat)
* Hotel Ina Muara (rusak berat)
* DPRD Kota Padang (rusak berat)
* DPRD Prov Sumbar (rusak berat)
* PJKA (rusak berat)
* Rumah makan lamun ombak (rusak berat)
* Pasar Simpang haru (rusak berat)
* Mesjid Muhammadiyah Simpang Haru (rusak berat)

Sebagian besar gedung kantor di lingkungan Kantor Gubernur Sumatera
Barat termasuk Badang Kesbangpol dan linmas Provinsi Sumatera Barat dan
gedung Pusdalops Penanggulangan Bencana (Crisis Center) Sumatera Barat
mengalami rusak berat.

Ratusan rumah warga di Kota Padang juga mengalami kerusakan dari rusak
sedang hingga rusak berat. Jumlah kerusakan rumah penduduk yang telah
terdata sebanyak 32 unit yaitu 20 unit rusak berat dan 5 unit ambruk di
tunggul hitam, 3 unit ambruk di Komplek Bumi Minang Korong Gadang dan 4
unit ambruk di Komplek Taruko I.

Jalan juga mengalami kerusakan di sejumlah titik di Kota Padang
diantaranya di Bungus Teluk Kabung, dan terjadi pula kebakaran di
sejumlah titik di Kota Padang, diantaranya di arah Pasar Raya Padang.

Saat ini Bandara International Minangkabau dan Bandar Udara Tabing
Padang terlah dapat beroprasi kembali saat ini yang sebelumnya sempat
ditutup.

Sumber : Pusdalops BNPB

BMKG Ubah Prosedur Peringatan Tsunami

Kamis, 1 Oktober 2009 | 14:12 WIB
Laporan wartawan KOMPAS.com Tri Wahono


JAKARTA, KOMPAS.com - Meski kekuatannya 7,6 SR dan berpusat di laut,
tidak ada peringatan tsunami yang menyala saat gempa menggetarkan Padang
hingga Kuala Lumpur. Banyak yang mempertanyakan hal tersebut termasuk Dr
Hilman Natawijaya, pakar gempa Sumatera dari Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI).

"Setahu saya kalau gempa di atas 6,5 SR dan pusatnya di laut standar
operasional prosedurnya keluar peringatan tsunami. Saya belum tahu
alasan BMG tidak mengeluarkan," kata Danny saat menjelaskan hasil
analisisnya soal gempa tersebut kepada Kompas.com melalui telepon Kamis
(1/10).

Pusat Peringatan Tsunami Pasifik (PTWC) juga sempat merilis tsunami
bulletin sesaat gempa terjadi yang memperingatkan sejumlah wilayah untuk
mewaspadai kemungkinan terjadi tsunami. Tidak hanya untuk wilayah pantai
Sumatera bagian barat, namun juga India, Sri Langka, dan Thailand.

Rupanya Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah
mengubah standar operasional prosedur (SOP) keluarnya peringatan
tsunami. Hal tersebut dijelaskan Dr Fauzi, Kepala Bidang Seismologi
Teknik dan Tsunami BMKG. "Batasan kita itu kalau gempa di atas 7 Skala
Richter di kedalaman kurang dari 70 km, dan di laut baru kita sebut
berpotensi tsunami," ujar Fauzi saat dihubungi lewat telepon.

Ia mengatakan gempa di Padang, Rabu (30/9) kemarin memang hampir
memenuhi SOP hanya selisih 1 km dengan batas yang ditentukan. Fauzi
mengatakan standar tersebut memang berbeda dengan yang dipakai PTWC.
BMKG baru menggunakan SOP satu tingkatan tidak seperti PTWC yang sudah
memiliki beberapa tingkatan. Hal itu karena BMKG masih terus
mengevaluasi standar tersebut.

"Kalau gempa di laut 6,5 sampai 6,8 mereka sebut tsunami information
bulletin sedangkan di atas 6,8 sudah tsunami watch dan ada tsunami
warning," ujar Fauzi. Namun, yang membedakan, kata Fauzi, PTWC tidak
mempertimbangkan kedalaman pusat gempa.

Ia mengatakan standar baru diberlakukan sejak dua tahun terakhir.
Sebelumnya BMKG menggunakan standar 6,5 SR namun hasil monitoring
beberapa kali terhadap gempa-gempa yang lebih kuat dari itu hanya
menghasilkan tsunami dalam hitungan centimeter. "Bukan menafikan potensi
tsunami, namun kita juga mempertimbangkan dampaknya kepada masyarakat,"
ujarnya. Fauzi menyatakan gempa Padang kemarin juga menghasilkan tsunami
di Teluk Bayur, Kota Padang dengan ketinggian 20 centimeter.

http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/10/01/1412199/bmkg.ubah.prosedur.peringatan.tsunami.

Mohon sebarkan. no telp hotline gempa 0751 9824971 s/d 9824980 ada 10 nomor FREE CALL di Padang






Esprit de corps : DISIPLIN,GIGIH DAN BERANI HIDUP Esprit de corps : DISIPLIN,GIGIH DAN BERANI HIDUP Esprit de corps : DISIPLIN,GIGIH DAN BERANI HIDUP Esprit de corps : DISIPLIN,GIGIH DAN BERANI HIDUP
Ad
Ad