Innalillahi wainnaillahirojiun, atas nama keluarga besar Himpunan Kegiatan Speleologi Indonesia (HIKESPI), turut belasungkawa atas musibah kecelakaan di dalam Gua Serpeng/gua seropan.
Berikut kronologi kejadian.Pada tanggal 15-21 Maret 2013, Kami mengadakan Kursus Dasar dan Kursus Lanjutan (KDKL) Teknik Penelusuran Gua dan Lingkungannya 2013 di kawasan karst Gunung Sewu, Gunung Kidul, Yogyakarta.
Pada tanggal 19 Maret 2013, Kami berencana melakukan penelusuran dan pemetaan Gua Serpeng/gua seropan di Desa Serpeng, Semanu.Gua Serpeng adalah Gua multi pitch dengan kedalaman pitch pertama 40 meter dan pitch kedua 20 meter. Gua Serpeng berada di posisi lembah dengan dikelilingi sawah dan kebun disekitarnya. Gua ini merupakan Gua yang sering digunakan untuk pelatihan penelusuran gua dan pemetaan bagi pecinta alam maupun penggiat gua. Cuaca dalam 2 minggu terakhir rata-rata cerah dan 2 hari terakhir hujan gerimis di sore hari. Sebelum kejadian kami selalu menganalisa cuaca untuk menentukan program kegiatan.
Kegiatan penelusuran Gua Serpeng/gua seropan dimulai pukul 11.30 WIB dengan jumlah anggota 25 orang, terdiri dari 5 panitia dan 20 peserta KDKL. Pada pukul 15.00 WIB, dikarenakan keterbatasan waktu diputuskan peserta yang masuk hanya 10 orang, dan peserta dikondisikan untuk naik. Setelah proses naiknya 3 orang peserta, gerimis datang dan tidak terlalu lama (pukul 15.30 WIB) banjir bandang datang. 7 orang terjebak di bawah dengan seorang diantaranya masih dalam proses naik. 6 orang lainnya mencoba mencari posisi aman dari banjir bandang.
Pukul 15.30 WIB panitia membuat jalur evakuasi. Pukul 17.00 panitia berhasil turun mendekati dan mengecek kondisi korban. 3 orang berhasil dievakuasi, 3 orang meninggal dengan nama:
1. Ganang Samudra dari ISI Yogyakarta
2. Dian Putri Permatasari dari Matalabiog
3. Hevin Faharisadari Mapala Satria U
Proses evakuasi dengan hauling system, dibantu potensi Polres, Polsek, SAR Baron, TNI, PMI Gunung Kidul dan masyarakat setempat. Proses evakuasi sendiri berakhir pada pukul 24.00 WIB.
Proses Kejadian
Pada pitch pertama dengan kedalaman sekitar 3 m team membuat lintasan main backup dengan backup anchor pohon dan main anchor lubang tembus yang dijadikan sebagai intermediate untuk turun ke pitch ke 2, di pitch ke 2 team membuat lintasan dengan menggunakan Y anchor dengan titik jatuh tali berada pada posisi tepi atas kiri (sesuai arah mulut goa) hal ini dimaksudkan untuk menghindari jatuhnya aliran air pada lintasan dengan kedalaman lorong sekitar 40 m, sampai pada pitch ke 3, team membuat lintasan dengan main backup pada sisi kanan lorong (sesuai arah hadap mulut goa) hal ini dimaksudkan guna menghindari jatuhnya air pada titik jatuh tali saat terjadi aliran air,namun karena waktu yang menunjukan sekitar pukul 15.00 sehingga team di intruksikan untuk kembali, dan tidak meneruskan penelusuran kelorong berikutnya, sehingga ada 15 orang yang tidak masuk sama sekali atau menunggu diluar goa, setelah 3 orang dari 10 orang sudah mencapai atas, gerimis datang dan dengan jarak waktu yang tidak lama sekitar pukul 15.30 banjir datang dan dilintasan dari pitch 3 ke pitch 2 masih ada satu orang proses naik dan 6 orang berada di ceruk pitch 3, dengan lintasan yang sudah dibuat di pitch 3 untuk turun kelorong berikutnya akhirnya satu orang berhasil turun di bawah pada pitch 4. Sedangkan 1 orang yang naik menuju pitch 2 terjebak di balik air terjun, dan 5 orang berada di cerukan pada pitch 3, bersamaan dengan datangnya air yang semakin besar team menyangkutkan pengamannya pada lintasan dan kemudian 1 orang dari 5 orang terseret arus air sehingga kelima- limanya ikut terseret arus, sehingga menyebabkan 5 orang ini tidak mampu bergerak sama sekali karena tekanan arus air hingga akhirnya 1 orang yang berada paling atas terselamatkan dan 3 orang dibawahnya meninggal dunia dan 1 orang dibawahnya lagi selamat.
Analisis Kondisi Cuaca
Secara prosedure dalam melakukan kegiatan yang dalam hal ini adalah Kursus Dasar dan kursus Lanjutan Penelusuran goa perlu adanya analisis cuaca, pada saat tanggal 15 – 21 merupakan musim yang dipilih dan sesuai dari berbagai pertimbangan (dari kebiasaan musim tanam masyarakat, BMG, WWWYR.NO dan pada tanggal yang tertera diatas menunjukan tanggal dengan musim akhir hujan, artinya musim dimana hujan yang masih turun namun jarang sekali, hal ini terbukti dengan tanggal pelaksanaan kegiatan selama tanggal 8 - 19 dengan turun hujan yang jarang, dan ketika hujan hanya beberapa menit, dan itupun terjadi hanya 2-4 hari sekali, pada saat teradi musibah tanggal 19 dengan pelaksanaan kegiatan di goa seropan/serpeng analisis 2 hari sebelumnya cuaca cerah, dan pada hari pelaksanaan pagi menunjukan cuaca cerah sehingga penelusuran dilaksanakan, namun sekitar pukul 10.00 gerimis datang namun dengan durasi waktu yang hanya sebentar, hal ini terjadi hanya sekitar 5 menit, dan sungai masih pada kondisi kering. Hanya genangan-genangan kecil dibeberapa titik sungai. Pada pukul sekitar 11.30 kondisi cerah dan panas sekali sehingga diputuskan untuk melakukan penelusuran.
Perijinan
HIKESPI (Himpunan Kegiatan Speleologi Indonesia) merupakan lembaga resmi yang bergerak dibidang goa dan lingkunganya sejak 1983 , peran Hikespi selain berkecimpung dibidang keilmuan tentang speleologi juga sebagai lembaga resmi yang memberikan ijin kepada kelompok yang akan melakukan penelusuran goa dan pendidikan penelusuran goa, hal ini mengingat faktor resiko yang tinggi yang membutuhkan tekhnik khusus dan faktor sumber daya manusia, untuk masalah perijinan pada kegiatan ini sudah dilaksanakan dengan memberikan pemberitahuan kepada POLSEK SEMANU dan tembusan ke POLRES GUNUNG KIDUL, dengan lokasi di jomblang dan sekitaran kawasan karst gunung sewu. Secara lisan perijinan juga dilakukan kepada penduduk setempat sebelum melakukan penelusuran goa.
Asuransi
Selama kegiatan yang dilakukan dari tahun 1983 – 2013 Hikespi selalu mengadakan kursus dasar dan lanjutan hampir setiap tahun dan dalam satu tahun hampir 2-4 kali dilakukan, pada perjalanan selama ini panitia atau anggota HIKESPI selalu berusaha untuk membuatkan asuransi kepada peserta kursus namun sampai saat ini belum ada pihak lembaga/perusahaan asuransi yang memberikan ijin asuransi untuk kegiatan eksterm penelusuran goa,, sehingga sampai saat ini kegiatan kursus belum menemukan pihak pihak yang memberikan ijin untuk asuransi.
Tindakan setelah evakusai
Setelah evakuasi dilakukan sekitar pukul 24.00 semua korban dipindahkan ke rumah sakit, informasi pasti tentang identitas korban belum berani di publikasikan sebelum pihak madis(rumah sakit) memutuskan, dan informasi disampaikan ke orang tua terlebih dahulu.hal ini secara etis dilakukan oleh pihak panitia, setelah korban di identifikasi sekitar pukul 01.00 panitia mulai menghubungi pihak keluarga dan memohon ijin untuk tindakan awal yang harus dilakukan terhadap jenazah (dalam hal ini adalah memandikan, mengkavani, dan ditempatkan di tempat semestinya) setelah tindakan awal yang dilakukan semua jenazah dengan ijin keluarga sesegera di antarkan ke rumah duka masing – masing dengan di dampingi 2 pihak panitia. Setelah ketiga jenazah diberangkatkan ke rumah duka masing masing dengan didampingi panitia saya selaku ketua HIKESPI baru bisa berangkat ke rumah duka untuk turut berbela sungkawa. Dan dengan secara kekeluargaan menceritakan secara rinci tentang kronologi kejadian yang terjadi,
Rencana tindak lanjut
Untuk menjelaskan kejadian secara adil, ketua HIKESPI selaku perwakilan dari panitia memutuskan untuk membentuk team investigasi yang sesegera untuk dikerjakan, team investigasi ini dipilih dari team yang independen dan dari berbagai pihak yang kompeten antaranya dari pihak speleolog, pihak dari masing masing korban, pihak dari kelompok penelusur goa, pihak dari potensi rescue dan vertical rescue, pihak dari pakar goa. Hal ini dimaksudkan untuk menggambarkan kondisi sebenarnya yang terjadi, hingga akhirnya dipilihlah Dr. Cahyo Rahmadi untuk membentuk team investigasi dan secara marathon dipilihlah Prof. Eko Haryono sebagai ketua team Investigasi dengan 16 anggotanya dan dengan sesegera melakukan pekerjaanya.
Secara kronologi yang kita tuliskan, kecelakaan ini murni bencana yang disebabkan oleh faktor alam yang diluar prediksi analisa kita.
Demikian kronologi kejadian ini kami sampaikan.Tidak lupa, atas nama panitia, Kami ucapkan terimakasihkepada seluruh potensi yang telah sangat membantu selama proses evakuasi. Kami memohon maaf dan turut berbela sungkawa kepada keluarga korban, ISI Yogyakarta, Matalabiogama Fak.Biologi UGM Yogyakarta, dan Mapala Satria Muhammadiyah Purwokerto. Semoga seluruh amal dan ibadahnya diterima oleh Tuhan Yang Maha Esa dan yang ditinggalkan mendapatkan ketabahan dan kekuatan.Amin.
Yogyakarta, 22 Maret 2013
Ketua
FINSPAC/HIKESPI
(Cahyo Alkantana)