Hapuslah air matamu Ibu Pertiwi
Biarkan kami yang bermandi peluh,
bermandi debu dan bermandi lumpur
Biarkan kami yang akan menggendong duka dan laramu
Biarkan kami yang akan memikul semua ini

Tetap Semangat Wahai Anak Bangsa !!!
SEPERTI BURUNG ELANG,
JIKA INGIN TERBANG AKAN BELAJAR TERUS MENERUS SEBELUM BISA MENEMBUS ANGKASA RAYA...
ITULAH PG dan juga para PETUALANG SEJATI
Tampilkan postingan dengan label Bencana 2010. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bencana 2010. Tampilkan semua postingan

22 November 2010

HuJan Datang Lahar Dingin Mengharu Biru

Lahar dingin mengalir deras melewati Dam Sabo Kali Kuning, Desa Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, pascaerupsi Gunung Merapi yang dibarengi hujan deras, Rabu (3/11/2010). Pascaerupsi yang juga menimbulkan luncuran awan panas tersebut, radius Kawasan Rawan Bencana ditingkatkan dari 10 kilometer menjadi 15 kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Petang Lahar Dingin, Malam Ini Mengungsi
Senin, 22 November 2010 | 00:03 WIB
MAGELANG, KOMPAS.com - Puluhan warga di kawasan tepi Kali Senowo, Dusun Bendo, Desa Mangunsoko, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, sekitar 10 Km barat puncak Gunung Merapi mengungsi, Minggu (22/11/2010) malam.
Mereka khawatir akan datangnya banjir lahar dingin. "Sekitar 30 warga kami ungsikan di rumah warga Dusun Karanglo, Desa Krogowanan, Kecamatan Sawangan yang cukup aman dari bahaya banjir lahar dingin," kata Kepala Dusun Bendo, Sudiyono (48), di Magelang, Minggu malam.
Banjir lahar dingin yang oleh warga lereng Merapi biasa disebut "banjir ladhu" dengan arus air deras membawa material Merapi seperti pasir, batu, dan potongan batang pohon, terjadi sekitar pukul 17.00-19.00 WIB saat hujan deras mengguyur kawasan tersebut.
Suara gemuruh karena tumbukan batu yang terbawa arus air terdengar warga setempat cukup kuat selama beberapa saat. Ia mengatakan, mereka yang diungsikan dari dusun setempat ke Sawangan terutama para perempuan, anak-anak, dan orang lanjut usia.
Mereka yang mengungsi diangkut dengan mobil relawan lokal dari dusun setempat ke lokasi lebih aman. Rumah lantai dua milik warga setempat bernama Rudi Setyawan (38) berukuran 26X7,5 meter yang berada di tepi aliran Sungai Senowo yang airnya berhulu di Merapi terkena "ladhu" di bagian belakangnya.
Selain itu, dua petak sawah di tepian kali tersebut juga tertutup "ladhu" cukup tebal karena banjir lahar dingin yang keempat selama Merapi meletus sejak 26 Oktober 2010, katanya.
Jumlah warga setempat sebanyak 33 kepala keluarga atau 114 jiwa. Pada Minggu malam warga laki-laki masih berjaga di dusun setempat dan airnya mulai menyusut sejak sekitar pukul 19.30 WIB, katanya.
Seorang warga Dusun Kajangkoso, Desa Mangunsoko yang juga dekat aliran Kali Senowo, sekitar sembilan Km barat puncak Merapi, Jais, mengatakan, sekitar 100 warga mengungsi ke sejumlah rumah tetangga di sebelah desanya yang dibatasi dengan aliran kali cukup kecil.
"Tadi sekitar 100 orang mengungsi ke Sewukan, berjalan kaki melewati jembatan kecil penghubung dengan Kajangkoso ini," katanya. Dikatakan, hingga saat ini, sekitar 10 warga terutama laki-laki berjaga di dusun setempat.
Hujan reda di kawasan itu sekitar pukul 20.00 WIB, sedangkan Gunung Merapi terlihat samar-samar karena tertutup kabut tipis sekitar pukul 23.00 WIB.
  Sumber :ANT

11 November 2010

Merapi Muntahkan Material 140 Juta Meter Kubik

Yogyakarta (ANTARA) - Gunung Merapi muntahkan material vulkanik 140 juta meter kubik sejak meletus 26 Oktober 2010 sampai sekarang, atau melebihi volume material vulkanik hasil erupsi pada 1872 yang mencapai 100 juta meter kubik.
"Itu artinya, jika diukur dengan indeks letusan, maka letusan pada 2010 lebih besar dibandingkan dengan letusan Merapi pada 1872 yang pernah tercatat dalam sejarah letusan gunung berapi ini," kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta Subandriyo, di Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia, salah satu indikator yang digunakan untuk menentukan besar indeks letusan adalah dari volume material vulkanik yang dimuntahkan Merapi. "Sejak letusan pada 26 Oktober 2010 volume material vulkanik yang dilontarkan Merapi mencapai 140 juta meter kubik, dan aktivitas seismiknya sampai sekarang belum berhenti," katanya.
Ia menyebutkan sebagian besar material vulkanik gunung tersebut mengarah ke Kali Gendol, dan kini bagian atas sungai itu telah dipenuhi material vulkanik. "Oleh karena itu, kemungkinan terjadi banjir lahar di sejumlah sungai yang berhulu di Merapi sangat besar, karena gunung ini mulai sering diguyur hujan dengan curah tinggi dalam waktu yang lama," katanya.
BPPTK terkait dengan aktivitas Merapi mencoba melakukan pemantauan dari udara dengan foto udara. "Kini, kami masih terus melakukan analisis terhadap hasil foto tersebut," katanya.
Subandriyo mengatakan ada beberapa kendala saat melakukan pemotretan dari udara, yaitu kolom asap yang masih tebal, sehingga menghalangi pandangan untuk melihat kondisi puncak Merapi.
Berdasarkan hasil pemantauan hingga pukul 12.00 WIB, masih terjadi gempa tremor secara beruntun yang mengindikasikan adanya aktivitas magma di dalam gunung ini.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Surono mengatakan ada sejumlah ahli vulkanologi dan geologi dari beberapa negara ingin membantu melakukan pemantauan aktivitas Merapi. Sejumlah ahli vulkanologi dan geologi tersebut berasal dari Jepang, Amerika Serikat, dan Prancis.
"Kami persilakan saja. Merapi merupakan laboratorium dunia, sehingga siapa pun bisa melakukan penyelidikan, apalagi letusan gunung ini tidak terjadi setiap satu tahun sekali," katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif mengimbau kepada masyarakat untuk tetap mengikuti instruksi pemerintah, yakni berada di radius aman yaitu di luar 20 kilometer dari puncak Merapi.
Selain itu, masyarakat juga diminta tidak beraktivitas dalam jarak 500 meter dari sungai, khususnya sungai yang berhulu di Merapi, guna menghindari bahaya lahar dingin.
Berdasarkan data dari BNPB, jumlah korban meninggal dunia akibat letusan Merapi sejak 26 Oktober sampai sekarang 151 orang, terdiri atas 135 orang di wilayah DIY, dan 16 orang di Jawa Tengah. Sedangkan jumlah pengungsi seluruhnya 320.090 jiwa.
Letusan Gunung Merapi pada 2010 merusak 291 rumah, dan satu tanggul jebol di Desa Ngepos akibat luapan lahar dingin.
Ke Kali Gendol
Aktivitas seismik Gunung Merapi pada Selasa hingga pukul 06.00 WIB cenderung menurun dibandingkan dengan Senin (8/11), sedangkan dari pengamatan visual dapat terlihat guguran lava yang mengarah ke Kali Gendol.
Berdasarkan laporan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral Surono di Yogyakarta, Selasa, guguran lava yang dapat diamati melalui CCTV di Plawangan terjadi dua kali, dengan jarak luncur sekitar 800 meter.
Dari pos pengamatan sementara di Ketep, masih sering terdengar suara gemuruh dengan intensitas lemah hingga kuat, serta terlihat sinar api dan guguran lava. Sekitar pukul 05.00 WIB Merapi kembali mengeluarkan kolom asap dengan ketinggian sekitar 1,5 kilometer.
Secara umum, menurut dia, aktivitas seismik khususnya intensitas awan panas dan guguran lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama pada Senin (8/11).
Hingga pukul 06.00 WIB terjadi satu kali gempa vulkanik, tiga kali gempa "low frequency", gempa tremor secara beruntun, 20 kali guguran, dan satu kali awan panas.
Sementara itu, bahaya lahar selain awan panas yang diluncurkan Gunung Merapi masih tetap menjadi ancaman, karena semakin bertambahnya material vulkanik hasil erupsi yang berada di sepanjang alur sungai.
Endapan lahar di Kali Boyong telah memenuhi dam BOD III di Dusun Kemiri yang berjarak 12 kilometer dari puncak Merapi. Sedangkan di Kali Kuning dan Kali Woro aliran lahar berupa fraksi halus dapat teramati di Desa Wukirsari dan Desa Kendalsari.
Status Merapi hingga kini masih tetap "awas" atau Level 4, dan warga masyarakat tetap harus berada di luar radius 20 kilometer dari puncak gunung.
Masyarakat juga diminta tidak melakukan aktivitas di sepanjang aliran sungai yang berhulu di gunung tersebut guna menghindari kemungkinan terjadi awan panas dan banjir lahar.
Gempa tidak berpengaruh langsung
Gempa dengan kekuatan 5,6 skala Richter yang mengguncang Yogyakarta dan sekitarnya pada pukul 14.03 WIB, Selasa, tidak berpengaruh secara langsung terhadap aktivitas seismik Gunung Merapi.
"Kejadian gempa tersebut juga tercatat melalui alat pemantauan kami, tetapi dapat dikatakan bahwa gempa yang cukup besar tersebut tidak mempengaruhi secara langsung aktivitas Merapi," kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta Subandriyo di Yogyakarta, Selasa.
Ia mengatakan, apabila gempa tersebut mempengaruhi secara langsung terhadap aktivitas Merapi, maka gunung api aktif tersebut setidaknya akan langsung memuntahkan awan panas.
"Tetapi, pada kenyataannya, sama sekali tidak terpantau adanya awan panas sesaat setelah gempa tersebut. Sehingga gempa 5,6 SR itu tidak berpengaruh secara langsung pada aktivitas Gunung Merapi," katanya.
Pada 2006, sesaat setelah terjadi gempa bumi 27 Mei, aktivitas Merapi meningkat dengan mengeluarkan awan panas.
Namun demikian, ia mengatakan gempa tersebut kemungkinan bisa mempengaruhi aktivitas Merapi dalam jangka panjang. "Kita lihat bagaimana perkembangannya dalam beberapa waktu ke depan. Mungkin ada pengaruhnya, mungkin juga tidak berpengaruh sama sekali," kata Subandriyo.
Informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa berkekuatan 5,6 SR tersebut, pusat gempanya di 125 kilometer barat daya Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dengan kedalaman 10 kilometer di laut, dan tidak berpotensi tsunami.
Berdasarkan hasil pemantauan secara seismik atau pun visual dari sejumlah pos pengamatan Gunung Merapi hingga pukul 12.00 WIB, aktivitas gunung ini mereda. "Tetapi, mereda bukan berarti menurun, sehingga status `awas` tetap dipertahankan," katanya.
Berdasarkan data hasil pemantauan kegempaan hingga pukul 12.00 WIB, terjadi satu kali gempa vulkanik, tiga kali gempa "low frequency", gempa tremor secara beruntun, 22 kali guguran dan satu kali awan panas.
Sementara itu, Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Geofisika Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Toni A Wijaya, di Yogyakarta, Selasa, mengatakan, gempa bumi tektonik berkekuatan 5,6 SR pada Selasa pukul 14.03 WIB dengan pusat gempa di 125 kilometer barat daya Bantul tersebut, tidak ada kaitannya dengan aktivitas Gunung Merapi.
"Gempa itu tidak ada kaitannya dengan Merapi, karena gempa selama beberapa detik itu pusat gempanya di laut, dan terjadi karena penunjaman lempeng Indo-Australia terhadap lempeng Eurasia di Samudra Hindia," katanya.
Namun demikian, menurut dia perlu ditanyakan kepada Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, atau Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta apakah gempa tersebut mempengaruhi aktivitas magma Gunung Merapi.
Ia menegaskan kembali bahwa gempa tersebut tidak ada kaitannya dengan aktivitas Gunung Merapi, hanya kebetulan saja gempa terjadi bersamaan dengan erupsi gunung itu yang sampai sekarang masih berlangsung. "Jadi, tidak ada kaitannya, dan masyarakat tidak perlu cemas," katanya.
Gempa di kedalaman 10 kilometer di laut itu, mengguncang sebagian wilayah DIY dan sekitarnya. Pusat gempa ini di posisi 8,98 Lintang Selatan - 110,08 Bujur Timur.
Menurut BMKG, meskipun pusat gempa di laut, namun tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Kerugian pertanian Rp232 miliar
Kerugian sektor pertanian di tiga kecamatan di Kabupaten Sleman akibat letusan Gunung Merapi di perkirakan mencapai sekitar Rp232 miliar. "Akibat terkena abu vulkanik letusan Gunung Merapi, petani di Kecamatan Turi, Pakem, Cangkringan dan sebagian Tempel diperkirakan mengalami kerugian sekitar Rp231 miliar," kata Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman Riyadi Martoyo, Selasa.
Menurut dia, kerugian paling besar dialami para petani salak pondoh yang diperkirakan mencapai sekitar Rp200 miliar dengan luas 1.400 hektare, kemudian tanaman padi Rp1,7 miliar dengan luas lahan 170 hektar, tanaman hias Rp1 miliar, holtikulturan dan sayur-sayuran mencapi Rp30 miliar di luas lahan 700 hektar.
"Wilayah pertanian yang rusak kali ini hanya di tiga kecamatan yang merupakan daerah Kawasan Rawan Bencana (KRB) sedangkan untuk wilayah lainnya hingga sekarang tidak masalah akibat abu vulkanik," katanya.
Ia mengatakan, untuk tanaman salak pondoh, sekitar 65 persen tanahnya rusak berat padahal tanaman komiditi yang sudah mampu menembus pasar interansional ini salak merupakan sumber ekonomi pokok masyarakat di wilayah lereng Gunung Merapi tersebut.
"Untuk memulihkan kondisi tanah dan tanaman seperti semula dibutuhkan waktu sekitar dua tahun lagi karena tanaman salak pondoh tersebut harus pangkas dulu supaya bisa tumbuh kembali. Jadi nanti tidak perlu dicabuti, tapi tinggal dipangkasi saja sudah cukup dan ini membutuhkan waktu dan tenaga yang banyak," katanya.
Riyadi mengatakan biasanya dinas memberikan bantuan bibit hanya untuk petani padi saja, sedangkan petani lainnya hanya mendapatkan bantuan pupuk. "Namun kemungkinan nanti bagi petani holtikultura akan mendapatkan bantuan pengutan modal dan petani salak pondoh alat pemangkas," katanya.
Ia mengatakan, bantuan benih padi sudah rutin dilakukan tiap tahun sedangkan untuk petani holtikultura mungkin nanti akan diberikan bantuan penguatan modal.
"Namun, semua itu harus dilihat dulu dan harus ada verifikasi. Sedangkan petani salak nanti akan kami usahakan agar bisa mendapat bantuan alat pemangkas agar lebih cepat mangkasnya," katanya.
Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, DIY, siap dijadikan tempat relokasi pengungsi bencana Gunung Merapi apabila Badan Nasional Penanggulangan Bencana memilih wilayah ini.
"Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunung Kidul pada prinsipnya tidak keberatan jika nanti daerah ini dijadikan wilayah relokasi warga yang daerahnya terkena dampak letusan Gunung Merapi," kata Wakil Bupati Gunung Kidul Badingah, di Wonosari, Selasa.
Ia mengatakan untuk melakukan relokasi, banyak hal yang harus diperhatikan Pemkab Gunung Kidul, DIY dan pemerintah pusat, terutama mengenai teknis relokasi, lahan penempatan bagi warga, serta kesiapan infrastruktur.
Menurut dia, latar belakang warga yang akan direlokasi juga harus diperhatikan guna menghindari kemungkinan muncul masalah sosial di kemudian hari. "Relokasi merupakan program yang tidak sederhana, karena menyangkut kelangsungan hidup warga masyarakat, jangan sampai nanti malah menimbulkan masalah sosial di kemudian hari. Oleh karena itu, mata pencaharian warga juga harus diperhatikan," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan Gunung Kidul Setiyawan mengatakan warga di sekitar Merapi yang sebagian besar adalah petani ternak sapi perah, apabila direlokasi ke kabupaten ini tentu akan mengalami sedikit kendala terkait dengan mata pencaharian mereka.
"Warga masyarakat di sekitar Merapi sebagian adalah petani ternak sapi perah, dan apabila direlokasi ke Gunung Kidul, tentu akan menurun penghasilannya karena sapi perah kurang cocok dengan cuaca Gunung Kidul," katanya.
Wakil Ketua DPRD Gunung Kidul Slamet mengatakan secara regulasi kebijakan untuk merelokasi warga daerah bencana Merapi ke Gunung Kidul tidak ada masalah. "Namun, sebelum hal itu dilaksanakan, perlu dilakukan kajian yang mendalam," katanya.
Ia mengatakan relokasi warga secara regulasi kebijakan dapat dilakukan selama warga tidak keberatan. "Kalau Pemkab Gunung Kidul sepakat kabupaten inisebagai daerah relokasi, saya kira DPRD juga tidak ada masalah selama ada kejelasan program jangka panjang, karena relokasi tidak hanya bersifat jangka pendek, yakni hanya sekadar memindahkan orang," katanya.
Untuk itu, menurut dia, harus dilakukan kajian secara mendalam sebelum relokasi dilakukan.
Slamet mengatakan kesiapan lahan untuk relokasi warga Merapi di antaranya dengan pembebasan tanah milik masyarakat atau menggunakan kawasan hutan. "Lahan relokasi dapat menggunakan lahan milik masyarakat, selama teknis pembebasan lahan disepakati kedua pihak, atau menggunakan kawasan hutan yang ada di Gunung Kidul, yang secara kewenangan merupakan milik Pemerintah Provinsi DIY," katanya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Perkebunan dan Kehutanan Gunung Kidul Bambang Wisnu Broto mengatakan kawasan hutan rakyat di kabupaten ini pada 2009 seluas 29.073,98 hektare yang tersebar di 18 kecamatan. "Sedangkan hutan negara seluas 13.109,10 hektare, katanya. "Kawasan hutan negara seluas 291,20 hektare menjadi hutan kemasyarakatan yang dikelola 35 kelompok tani hutan negara," katanya.
Pendampingan psikologi
Pengungsi korban letusan awan panas Gunung Merapi yang ditampung di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta mendapatkan pendampingan psikologis dari mahasiswa maupun psikolog universitas tersebut.
"Setiap hari ada pendampingan dari mahasiswa fakultas psikologi maupun para psikolog yang memberi pendampingan pengungsi," kata Ketua Tim Relawan Penanganan Pengungsi Universitas Gadjah Mada (UGM) Laura di Yogyakarta, Selasa.
Ia mengatakan selain program "trauma healing" atau pemulihan trauma para pengungsi juga didorong untuk melakukan aktivitas harian. "Misalnya ibu-ibu didorong untuk membantu dapur umum, pengungsi yang berprofesi sebagai guru didorong untuk mengajar anak-anak yang berada di pos pengungsian, sedangkan anak-anak diajak bermain bersama," katanya.
Dengan demikian, kata dia, para pengungsi tersebut akan merasa berguna sehingga diharapkan akan muncul motivasi untuk bangkit dari keterpurukan terkena letusan gunung yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Program `trauma healing` tidak cukup untuk membangun motivasi mereka, oleh karena itu para pengungsi harus diperlakukan sebagai subyek, bukan sekadar obyek penderita," katanya.
Selain itu, kata dia persediaan logistik untuk pengungsi korban letusan Gunung Merapi di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta masih cukup untuk memenuhi kebutuhan selama tiga hari.
"Saat ini bantuan logistik dari berbagai pihak terus berdatangan. Kami menyediakan dapur umum mandiri yang dapat memenuhi kebutuhan makan pagi hingga 1.000 porsi. Kekurangannya dapat terpenuhi dari bantuan berbagai pihak," katanya.
Sedangkan untuk kebutuhan makan siang dan malam pengungsi, kata dia, selama tujuh hari ke depan disuplai oleh Hotel Hyatt. "Di UGM ada 1.084 pengungsi yang ditampung di gelanggang mahasiswa dan gedung Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjoseomantri," katanya.
Dua tempat pengungsian untuk korban bencana erupsi Gunung Merapi di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dilengkapi mobil pintar bantuan dari Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu.
"Mobil pintar itu ditempatkan di Gelanggang Mahasiswa dan Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri (PKKH) Universitas Gadjah Mada (UGM) yang dijadikan tempat pengungsian," kata relawan Azwar di Yogyakarta, Selasa.
Menurut dia, mobil pintar itu membawa ratusan buku bacaan yang bisa dipinjam, khususnya anak-anak untuk dibaca. Mereka juga mendapat pembagian buku gambar untuk diwarnai.
Selain itu, juga disediakan berbagai alat permainan seperti bola dan papan catur untuk bermain anak-anak. Di tempat pengungsian itu juga disediakan televisi berukuran besar untuk memberikan hiburan kepada para pengungsi khususnya anak-anak.
Ia mengatakan, kegiatan bermain khususnya bola dan catur memang ditekankan bagi anak-anak korban Merapi di pengungsian. Mahasiswa yang menjadi relawan ikut mendampingi anak-anak dan mengemas berbagai permainan menarik.
"Sebenarnya bukan hanya permainan maupun nonton televisi, kami setiap pagi juga mengadakan senam bersama para pengungsi agar tubuh tetap segar," katanya.
Seorang pengungsi anak, Iyan (12) siswa kelas 6 SD Candirejo, Sleman, DIY, mengatakan, selama di pengungsian merasa cukup terhibur, karena banyak kegiatan dan permainan yang bisa mereka lakukan untuk menghilangkan bosan dan mengisi waktu.
"Selain catur, saya juga bisa bermain bola dan menonton film di televisi. Saya sering main bola pada sore, sedangkan malam bisa nonton film," katanya.
Jumlah pengungsi di Gelanggang Mahasiswa UGM sebanyak 236 jiwa terdiri atas 116 laki-laki dan 120 perempuan, sedangkan di PKKH UGM ada 812 jiwa meliputi 397 laki-laki dan 415 perempuan.
Tak ada wisuda
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta meniadakan upacara wisuda program sarjana dan diploma periode November 2010 karena erupsi Gunung Merapi. "Upacara wisuda yang rencananya diadakan pada 18 November 2010 ditiadakan, karena sedang terjadi erupsi Gunung Merapi," kata Kepala Humas dan Protokoler Universitas Gadjah Mada (UGM) Suryo Baskoro, di Yogyakarta, Selasa.
Ia mengatakan keputusan tersebut berdasarkan surat keputusan rektor UGM dengan mempertimbangkan situasi Yogyakarta yang belum kondusif karena terkena dampak letusan Merapi.
"Transportasi, terutama penerbangan dari dan ke Yogyakarta masih belum dapat dipastikan kapan pulihnya. Sarana akomodasi juga masih terbatas, sehingga akan menyulitkan orang tua calon wisudawan yang datang dari luar Yogyakarta," katanya.
Selain itu, kata dia, saat ini sebagian sivitas akadmeika UGM juga sedang fokus menangani pengungsi korban bencana Merapi yang ditampung di beberapa tempat di lingkungan kampus setempat.
"Ada 1.440 calon wisudawan program sarjana dan 300 calon wisudawan program diploma yang rencananya akan mengikuti upacara wisuda, dan kami berharap mereka dapat memahami situasi ini," katanya.
Menurut dia, peniadaan upacara wisuda tidak akan mempengaruhi esensi pendidikan yang telah ditempuh calon wisudawan. "Ijazah, samir, dan buku kenangan, tetap akan dibagikan di masing-masing fakultas pada 18 November 2010," katanya.
Sebelumnya, kegiatan akademik di UGM diliburkan pada 8-13 November 2010 karena Merapi meletus, dan direncanakan akan dimulai lagi pada 15 November 2010.
Konferensi internasional Wisdom 2010 yang seharusnya digelar pada 8-11 November dengan menghadirkan pemenang Nobel Perdamaian 2006 Muhammad Yunus, juga ditunda hingga Desember 2010.
 
Info : Antara

09 November 2010

Spesications : Our HÄGGLUND BV206

Schematics and Dimensions






 Length 







Turning and Tilt Angles 




Step Distance and 
Inclination / 
Declanation Angles 










Height and Trackin Dimensions

Largest Stock of HÄGGLUND BV206 ATV's available

We are the largest suppliers of HÄGGLUND BV206 All Terrain Vehicles in the EU if not the world.
    Choice of Models 

With over 500 units sold 2007/8 we are well versed at preparing these amazing machines to suit any environment and any role requiring the particular talents of this machine

Originally designed for the both Civilian and Military use in the 1980's as an All Terrain Personnel and Equipment Carrier the BV206 has since gone on to established itself as one of the most formidable off roaders in the world.
With clients which include:
• Estate Owners Shoot Vehicles
• Emergency Services Fire Brigade, Ambulance and Mountain Rescue Services
• Disaster Aid and Support i.e. Earth Quakes, Flooding
• Public Service Companies for works undertaken where access is restrictive
• Oil Exploration Companies
• Polar Exploration and Arctic Expeditions

It's Glass Reinforced Plastic Body makes the vehicle light and agile and whilst in military service it offered no protection to the occupants in terms of armour, this agility in it's civilian role makes it the perfect platform for users of these vehicles where normal 4x4 type vehicles reach the limit of their "off road" capability.
With a choice of either Ford V6 Petrol Engine which can be LPG converted or the newly introduced and installed Ford Turbo Diesel Engine, customers have an almost unlimited choice of uses to which they can put these machines.Spesications :

Spesications : Our HÄGGLUND BV206



Specifications

DIMENSION
Length ............................ 6900 mm
Width .............................. 1870 mm

Height
front car ..................... 2300 mm
rear car ...................... 2450 mm

Curb weight
front car ....................... 2740 kg
rear car ........................ 1760 kg

Payload
front car ......................... 630 kg
rear car ........................ 1610 kg

Passengers
front car .............. 6 (with driver)
rear car ................................. 11

Maximum trailer weight ... 2500 kg
Specific ground pressure
front car ...................... 11,8 kPa
rear car ....................... 13,8 kPa

PERFORMANCE
Max. speed on roads ....... 52 km/h
in water .......... 4 km/h

Gradeability
hard surface ........... 100% (45°)
deep snow ................ 30% (17°)

Range on roads ................ 330 km
Operating temp
max ............................... + 46°C
min ................................. - 40°C
ENGINE
Make and type ....
Mercedes-Benz 5 or 6 Cylinder Diesel
Ford V6 Petrol
Ford Turbo Diesel (NEW INSTALLATION)


GEARBOX
Make .... Mercedes-Benz W4A-040
Type ... Automatic 4 speed forward 1 reverse
Transfer gearbox manufacturer.......
.................... Hägglunds Vehicle AB
Gear ratios
high ................................. 1.28:1
low ................................... 2.11:1
STEERING SYSTEM
Type .......... Hydrostatic, ariculated
Swept diameter ..................... 16 m
Emergency steering ....... Standard
TRACKS
Type ..... Moulded rubber with cord
Width ................. 620 mm (24.4 in)
4-track drive
ELECTRICAL SYSTEM
Voltage ........................... 24 V DC
Alternator ............................. 100 A
Batteries ............... 105 Ah, 2x12 V
BODIES
Material .........Glassfibre reinforced plastic with PVC
foam insulation























  




















 

Our HÄGGLUND BV206 Workshops

With orders for BV206's at their highest, we have extended our facilities to provide more space for our engineers to permit the preparation of vehicles for customers.
We have also expanded the paint shops, again, to accommodate the increase in orders for the BV206.
 
This is where the vehicles come in after  receiving their new paint to have all the ancilliary work done.
This includes, servicing of the engines and the installation of any items requested by the customers which can include:
• Extra Lighting
• Air Conditioning
• Fire Fighting Sytems
• Cranes
• Winches
• Harnesses
etc. etc.

Our team of skilled engineers are probably amongst the most experienced in the world when it comes to the BV206.
Every BV206 is different and with customers constantly coming up with new modifications for us to carry out, life never gets boring with the BV206.

Hagglunds Ampibi Handal

STS279


STS277



STS276



STS268


STS199

Panser ini bentuknya mirip mobil salju. Rodanya menggunakan rantai seperti tank sehingga mampu melibas semua medan. kemudian, ia mampu "berenang" di air dengan kecepatan 4,7 km per jam.
Hagglund  terdiri dari dua bagian yang secara total mampu menampung 17 orang sekali jalan. Enam penumpang di kompartemen depan dan 11 di trailer belakang. Total daya angkut mencapai 2,250 kg dan trailer 2.500 kg.

Dimensi lumayan luas dengan spesifikasi panjang 6,9 meter, lebar 1,87 m dan tinggi 2,4 m. Hagglunds membekali kendaraan ini dengan mesin Ford Cologne V6 berkapasitas 2,8 liter terintegrasi dengan sistem transmisi otomatis 4-percepatan milik Mercedes-Benz W 4A-018.

Kendaraan ini telah digunakan oleh berbagai militer negara dunia mulai, mulai dari bertempur, memberikan bala bantuan sampai evakuasi. Ketangguhannya di segala medan membuatnya banyak negara memesanya.

Kini, kegunannya bergeser dan mulai masuk ke sektor pariwisata untuk mengangkut turis di resor ski di pegunungan Alpen. Selain itu juga digunakan untuk pemadam kebakaran, ambulans, polisi gunung sampai ke sektor pertambangan.

Hagglund BV206, Panser Khusus Bantu Merapi

Senin, 8 November 2010 | 13:44 WIB

Foto Humas PMI
Dua kendaraan Hagglund (amfibi) milik Palang Merah Indonesia (PMI) sedang beroperasi mencari korban letusan Gunung Merapi di radius 5 KM dari puncak Merapi di Desa Ngpring, Cangkringan, Sleman, PMI mengoperasikan kendaraan ini untuk mengevakuasi korban letusan Gunung Merapi yang tidak bisa dijangkau oleh kendaraan lain.
JAKARTA, KOMPAS.com - Saat tim gabungan dari anggota Kopasus, PMI, dan relawan PKPU mengevakuasi jenazah di daerah bencana Gunung Merapi di Yogyakarta, ada dua panser khusus yang menyertai mereka dan menarik perhatian. Namanya, Hagglund BV206 (atau Bandvagn 206). Kendaraan segala medan yang diproduksi oleh Hagglunds (perusahaan produsen Alutista global dari Swedia) pada 1980 yang awalnya diperuntukkan militer Swedia.

Anggun Permana Sidik, Staff Divisi Komunikasi Markas Pusat PMI mengatakan, PMI mulai menggunakan Bandvagn 206 sejak bencana Situgitung, Cireundeu, Tangerang akhir Maret 2009 lalu. Dua unit kendaran ini merupakan sumbangan dari Jusuf Kalla melalui salah satu anak perusahaannya.

"Kami sengaja mengirim dua unit ke Yogyakarta untuk membantu proses evakuasi pengungsi di Gunung Merapi bersama empat helikopter milik PMI," ujar Anggun kepada Kompas.com, hari ini.

Panser ini bentuknya mirip mobil salju. Rodanya menggunakan rantai seperti tank sehingga mampu melibas semua medan. kemudian, ia mampu "berenang" di air dengan kecepatan 4,7 km per jam.
Hagglund  terdiri dari dua bagian yang secara total mampu menampung 17 orang sekali jalan. Enam penumpang di kompartemen depan dan 11 di trailer belakang. Total daya angkut mencapai 2,250 kg dan trailer 2.500 kg.

Dimensi lumayan luas dengan spesifikasi panjang 6,9 meter, lebar 1,87 m dan tinggi 2,4 m. Hagglunds membekali kendaraan ini dengan mesin Ford Cologne V6 berkapasitas 2,8 liter terintegrasi dengan sistem transmisi otomatis 4-percepatan milik Mercedes-Benz W 4A-018.

Kendaraan ini telah digunakan oleh berbagai militer negara dunia mulai, mulai dari bertempur, memberikan bala bantuan sampai evakuasi. Ketangguhannya di segala medan membuatnya banyak banyak negara.

Kini, kegunannya bergeser dan mulai masuk ke sektor pariwisata untuk mengangkut turis di resor ski di pegunungan Alpen. Selain itu juga digunakan untuk pemadam kebakaran, ambulans, polisi gunung sampai ke sektor pertambangan.
Di internet, satu unit Hagglund BV206 bekas militer dibandrol Rp2,2 miliar. Untuk harga barunya, pasti lebih tinggi di atas itu.
Penulis: AGK Editor: Bastian 
Lihat Juga Gunung Api Di Indonesia Meletus Tempo Doeleo

AMFIBI Hagglunds, Menembus Medan Bahaya

Selasa, 9 November 2010 | 02:55 WIB
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Kendaraan Hagglunds milik PMI melintasi jalan desa seusai melakukan evakuasi di Dusun Ngepringan, Wukirsari, Cangkringan, Sleman, Minggu (7/11). Alat berat itu digunakan untuk membuka jalur yang terisolasi akibat material vulkanik Gunung Merapi.
Dua truk kecil dengan bak terbuka tergandeng di bagian belakang, yang berwarna putih dilengkapi tanda silang merah, melintas di jalanan berdebu Desa Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman.
Di bak belakang terangkut sejumlah wartawan, relawan, dan personel TNI Angkatan Darat, pulang dari proses evakuasi jenazah korban Merapi, Minggu (7/11).
Kecil-kecil cabe rawit. Begitulah Hägglunds BV206, sejenis kendaraan semiamfibi buatan Swiss yang populer digunakan untuk mengangkut logistik. Kendaraan ini mampu berjalan di segala medan, termasuk jalanan yang masih membara, penuh endapan sisa-sisa awan panas Merapi. Kehadiran BV206 terasa sangat membantu relawan untuk proses evakuasi korban bencana alam.
Menurut Sekretaris Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Sleman Sarijan, dua BV206 bantuan PMI Pusat sangat efektif mengevakuasi korban di tempat-tempat yang sulit dijangkau.
Selain tahan panas hingga lebih dari 100 derajat celsius, kendaraan ini mampu melewati medan terjal.
”Hägglunds BV206 juga mampu membersihkan penghalang di depannya, misalnya tumpukan pasir,” kata Sarijan di Yogyakarta, Senin.
Dua hari dioperasikan, BV206 telah mampu berperan serta menemukan tujuh jenazah korban erupsi Merapi di Kecamatan Cangkringan, yang sulit dilewati kendaraan biasa.
Pohon-pohon yang merintang, tumbang karena awan panas, bisa dilewati tanpa susah payah. Mobil ini pun membuka jalan bagi tim evakuasi yang akan menyisir satu per satu rumah penduduk di Dusun Ngancar, Desa Glagaharjo, Senin pagi.
Kaliyanda (52), sopir salah satu BV206, mengatakan, gampang-gampang susah mengendarai mobil ini. Secara teknis, mobil ini mirip mobil pada umumnya. Namun, dalam hal nonteknis, sopir butuh keberanian, kejelian, kecermatan, dan naluri yang baik.
”Jalan yang dilewati Hägglunds BV206 pasti bukan jalan bagus, seperti pinggir tebing. Itu butuh nyali sopirnya,” kata Kaliyanda yang sudah 10 tahun mengemudikan mobil milik PMI ini.
Bagian depan bisa menampung 6 penumpang, dan 11 orang di trailernya, dengan daya angkut 2,25 ton, dan trailer 2,5 ton. Dimensi kendaraan ini adalah panjang 6,9 meter, lebar 1,87 meter, dan tinggi 2,3 meter.
Kendaraan yang mampu berjalan dengan kecepatan 82 kilometer per jam di jalan datar ini juga bisa berjalan di dalam sungai dan rawa yang ketinggian muka airnya sampai 1,5 meter dengan kecepatan sekitar 4,7 kilometer per jam.
Bahkan, BV206 bisa menyeberangi sungai yang lebarnya sampai 2 meter, tanpa jembatan. Satu BV206, pada proses evakuasi, diisi 7 orang, terdiri dari anggota PMI dan Kopassus. Ada yang berperan sebagai penunjuk arah, komando, dan sopir.
Meski bukan kendaraan yang tahan panas, karena roda bergeriginya dilapisi karet tebal, keberadaan BV206 sangat menurunkan risiko bahaya yang harus dihadapi relawan. ”Setidaknya kalau ada luncuran awan panas secara mendadak, Hägglunds memberi kesempatan lebih untuk menghindar,” ujar Sarijan.
Rencananya, PMI Pusat akan kembali mengirimkan dua BV206 kepada PMI Kabupaten Sleman. Sementara itu, Hägglunds milik TNI juga sudah diturunkan, untuk melengkapi kendaraan evakuasi PMI. Sebab, medan yang harus ditempuh di sekitar lereng Merapi itu berbahaya.
Ketua PMI Jusuf Kalla di Jakarta menjelaskan, sejak awal pihaknya memperkirakan kemungkinan terjelek. Untuk jarak menengah dan jarak jauh, PMI menyiapkan helikopter. Namun, untuk daerah gunung harus ada kendaraan gunung, atau kendaraan semiamfibi untuk sungai.
”Kendaraan ini bisa dijalankan di all terrain (segala bentuk medan), all weather (segala cuaca). Bahkan salju atau rawa rawa pun dia bisa masuk. Itu sebabnya kami gunakan itu.”
BV206 sudah beberapa hari berada di lokasi bencana Merapi. Dua kendaraan itu dioperasikan oleh anggota Kopassus dengan pertimbangan keselamatan. ”Untuk daerah berbahaya, kami minta mereka mengoperasikan,” kata Kalla.
Kendaraan BV206 (atau Bandvagn 206) ini, tambah Jusuf Kalla, merupakan sumbangan perusahaan milik adiknya.
”BV206 itu didatangkan tiga tahun lalu. Semula untuk proyek pembangkit listrik di ujung gunung di Poso. Untuk naik ke lokasi harus memakai itu. Setelah selesai, 10 unit diserahkan ke PMI. Itu sudah kami sebarkan ke Sulawesi Selatan 2 unit, ke Sumatera Selatan 2 unit, dan 4 unit di PMI,” tuturnya.
Kendaraan semiamfibi ini pertama kali digunakan saat banjir di Situgintung, Tangerang, Maret 2009, untuk menyelamatkan warga. (ISW)

05 November 2010

Pengungsi Naik Jadi 100.000 Orang

Yogyakarta, Kompas - Perluasan radius bahaya erupsi Gunung Merapi hingga 15 kilometer dari puncak Merapi pascaerupsi eksplosif, Rabu (3/11) petang, telah memicu gelombang pengungsian besar-besaran, mencapai lebih dari 100.000 orang.
Besarnya jumlah pengungsi diduga kuat dipicu peristiwa erupsi eksplosif Merapi sepanjang hari Kamis yang disertai semburan material vulkanik vertikalnya mencapai ketinggian 6,5 kilometer.
Pada saat Merapi kemarin meletus, Gunung Semeru (3.676 meter) di Lumajang, Jawa Timur, pukul 06.15 juga mengalami erupsi eksplosif, dengan mengeluarkan awan panas berjarak luncur 4.000 meter. Namun, status gunung tertinggi di Pulau Jawa itu masih tetap Waspada dan semalam kondisinya kembali normal, tidak menyemburkan lava panas. ”Hari ini turun hujan, tetapi tidak deras, sedangkan pengamatan ke puncak gunung masih kurang sempurna karena diliputi kabut,” kata Suparno, petugas pengamatan Gunung Semeru di Desa Sumber Mujur, Candipuro, Lumajang.
Hingga berita ini diturunkan, total jumlah pengungsi di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta berjumlah 100.954 orang.
Pemerintah daerah kewalahan menampung jumlah pengungsi yang begitu banyak. Meskipun sejumlah kantor pemerintah, gedung sekolah, dan beberapa gedung lain digunakan untuk menampung pengungsi, tetap saja ada pengungsi yang tidak kebagian tempat. Mereka terpaksa berdesak-desakan.
Barak Pengungsian Wukirsari, Cangkringan, misalnya, pada Kamis menampung 8.198 orang, atau empat kali lipat dari jumlah ideal kapasitas bangunan, 2.000 orang. Tambahan pengungsi merupakan limpahan dari dua barak pengungsian yang sejak Rabu malam dikosongkan, yaitu barak Kepuharjo dan Umbulharjo.
Di Klaten, pemerintah daerah setempat sudah memanfaatkan sejumlah balai desa sebagai barak pengungsi.


Warga yang tidak tertampung di balai desa untuk sementara mengungsi di masjid. Karena tidak bisa terus berada di masjid, Kamis siang, banyak pengungsi yang terpaksa duduk beralaskan tikar di tepi jalan dekat masjid. ”Semalam kami tidur seadanya di emperan dan dalam masjid,” kata Siswo Rahardjo, warga Dusun Wukirsari, Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, yang mengungsi ke Desa Ngemplakseneng.
Di Boyolali, banyak pengungsi tidak tertampung sehingga hanya bisa berteduh di selasar gedung perkantoran ataupun bangunan lain. Sebagian besar pengungsi terpantau menyebar di Kompleks Kantor Bupati Boyolali, aula Gedung DPRD, gedung olahraga, kantor kecamatan di Cepogo dan Ampel, serta sejumlah balai desa di Kecamatan Musuk.
Mereka sebagian merupakan pengungsi baru, atau pengungsi dari Lapangan Samiran Selo yang direlokasi ke lokasi lebih aman karena berada 4,5 kilometer dari puncak Merapi.
Tambah barak dan logistik
Untuk menampung tambahan pengungsi, Pemerintah Kabupaten Magelang menyiapkan 19 lokasi pengungsian baru. Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Magelang Eko Triyono mengatakan, hingga Kamis malam, selain 19 lokasi tersebut, pihaknya berupaya mencari dan mendata tambahan lokasi untuk tempat pengungsian.
Membeludaknya pengungsi tersebut berdampak pada semakin terbatasnya persediaan logistik bagi pengungsi.
Logistik di Barak Wukirsari dan Glagaharjo, Sleman, kemarin sudah makin menipis. Namun, Komandan Penanganan Bencana Merapi di Sleman, Widi Sutikno, mengatakan, persediaan logistik masih cukup hingga sepekan ke depan.
Pengungsi Desa Ngemplakseneng, Kecamatan Manisrenggo, Klaten, terpaksa kembali ke rumah mereka untuk mengambil makanan yang tersisa, karena kekurangan jatah makan.
Kekurangan jatah makan membuat pengungsi protes kepada Camat Kemalang Suradi yang meninjau pengungsian. Suradi pun langsung memerintahkan sukarelawan untuk mengambil nasi bungkus di pos pengungsian akhir di Keputran, Kemalang.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian Yogyakarta Subandriyo mengatakan, sejak Rabu hingga Kamis sore rentetan awan panas terus terjadi tanpa henti.
Jarak luncuran awan panas terjauh, hingga Rabu malam, telah mencapai 9 kilometer (km). Dalam sejarah erupsi Gunung Merapi, jarak luncuran awan panas terpanjang pernah mencapai 12 km,” ujarnya.
Hujan abu tebal terus turun di Yogyakarta, Magelang, hingga ke Banyumas. Hingga kemarin malam hujan abu bercampur pasir masih mengguyur Magelang.
Presiden
Di Jakarta, dalam rapat terbatas yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Presiden, Kompleks Istana, Kamis, Presiden mengimbau penduduk di sekitar lereng Gunung Merapi tetap berada dalam pengungsian, dan jangan mencoba kembali ke rumah mengingat radius bahaya pascaerupsi diperluas dari 10 km menjadi 15 km.
Presiden Yudhoyono meminta agar aparat keamanan dan pemerintah di DIY dan Jateng untuk memaksa warga yang masih terus bertahan di sekitar lereng Merapi untuk turun karena akan membahayakan mereka sendiri.
”Imbauan Presiden agar masyarakat tidak kembali dulu ke rumah masing-masing. Hendaknya imbauan ini dipatuhi demi keselamatan sendiri. Kalau ada yang kembali dan masih bertahan, diminta supaya turun. Kalau tidak mau harus dipaksa, agar mereka selamat. Presiden berpesan, jangan ada satu pun warga yang menjadi korban lagi,” kata Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono kepada pers, mengulangi permintaan Presiden, seusai mengikuti rapat terbatas tersebut. Rapat terbatas yang tertutup bagi pers itu dihadiri Wakil Presiden Boediono, tiga menteri koordinator, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, dan sejumlah menteri lain.

Siang Ini Merapi Meletus Lagi!

 
Gunung Merapi mengeluarkan awan panas atau wedhus gembel yang membubung tinggi hingga terlihat di Deles, Klaten, Jawa Tengah, Kamis (4/11/2010).

JAKARTA, KOMPAS.com Baru saja, pukul 11.30 WIB, Gunung Merapi kembali meletus, mengeluarkan awan panas setinggi hampir 3,5 kilometer. Ini merupakan letusan dahsyat kedua sepanjang Jumat (5/11/2010) ini.
Terpantau dari Balerante, bola dan gulungan awan berwarna pekat vertikal bergulung-gulung ke udara, dengan perkiraan ketinggian mencapai 3.500 meter. Karena tiupan angin dari utara dan timur laut, cendawan semburan bergerak ke arah barat dan barat daya. Sementara luncuran awan panas mengarah ke hulu Kali Gendol di arah tenggara. Belum ada laporan resmi dari BNPTK soal letusan ini.
Informasi ini merupakan pantauan langsung secara visual, Jumat (5/11/2010) sekitar pukul 11.35 WIB. Sebagian lereng dan tubuh gunung diselimuti awan tebal berwarna hitam. Kegempaan terdeteksi cukup tinggi berdasarkan denging sinyal seismograf yang terpasang di beberapa pos pantau. Warga di lereng barat daya, tenggara, selatan, dan barat diminta ekstra waspada.

Seperti diberitakan, letusan dahsyat Merapi sebelumnya juga terjadi pada Jumat dini hari tadi. Akibat letusan dahsyat itu tercatat 55 orang tewas hingga saat ini.  Daerah rawan pun diperluas dari semula 15 kilometer kini meningkat jadi 20 kilometer.

5 Keputusan Presiden soal Merapi

 
AFP PHOTO / SONNY TUMBELAKA
Gunung Merapi memeuntahkan lava dan awan panas terlihat dari Klaten, Selasa, 2 November 2010(Sumber Photo: Kompas)

Berikut lima keputusan Presiden yang disampaikan di Kantor Presiden, Jumat (5/11/2010).
1. Kendali operasi tanggap darurat mulai hari ini satu komando berada di tangan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)  dibantu Gubenur DI Yogyakarta, Gubernur Jawa Tengah, Pangdam IV Diponegoro, Kapolda Jateng, dan Kapolda DIY.

2. Unsur pemerintah pusat diajukan, dipimpin Menko Kesra, untuk memastikan agar bantuan dari pemerintah pusat bisa lebih cepat, tepat, dan terkoordiansi lebih baik.
3. TNI saat ini telah melakukan persiapan. Akan dikerahkan satu brigade penanggulangan bencana, dipimpin brigadir jenderal. Brigade ini terdiri dari batalyon kesehatan, batalyon semi-tempur untuk konstruksi, batalyon infantri, batalyon marinir, serta batalyon perbekalan dan angkutan. Brigade TNI tersebut bertugas membangun fasilitas rumah sakit lapangan, di samping mengaktifkan fasilitas semua rumah sakit yang ada di daerah itu, serta membangun dapur-dapur umum. Brigade juga memobilisasi angkutan untuk mobilitas masyarakat dari satu tempat ke tempat lain. Koordinasi berada di bawah Kepala BNPB.

4. Polri dikerahkan dan menugaskan satuan tugas penanggulang bencana untuk mengatur lalu litas dan pengamaan kepada masyarakat. Satgas ini juga di bawah Kepala BNPB.

5. Presiden menugaskan Menko Kesra dibantu Gubernur DIY dan Gubernur Jateng serta para bupati daerah bersangkutan untuk membeli ternak para penduduk dengan harga pantas karena selama ini penduduk dinilai merasa berat meninggalkan rumahnya karena terbebani ternak mereka. Kalaupun ada yang membeli, harganya murah sekali.

Sejumlah warga yang mengungsi terlihat melewati perempatan Jalan Kaliurang, Kentungan, Yogyakarta, Jumat (5/11/2010). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi memperluas jarak aman bencana menjadi 20 kilometer dari puncak Gunung Merapi setelah gunung tersebut kembali meletus dini hari. Pengungsian pun dipindahkan ke sejumlah tempat seperti di Stadion Maguwoharjo. 

Tlg disebarkan : Ikatan Apoteker Indonesia DIY menyediakan free masker dan tetes mata,posko di Apotek UGM Jl.Sardjito 25 Telp/Fax 0274-547564
untuk teman2 yg dijogja bisa langsung menuju ke tkp . Trims

01 November 2010

Merapi Meletus : Inilah Gunung Bergolak Bersama Merapi

Senin, 1 November 2010 | 19:57 WIB

KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO
Gunung Merapi mengeluarkan awan panas atau wedhus gembel terlihat dari Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (1/11/2010). Aktivitas Gunung Merapi yang terus meningkat dengan tanda-tanda mengeluarkan awan panas dan guguran lava sehingga masih membahayakan dan tetap pada status Awas.
KOMPAS.com- Belum selesai Gunung Merapi menumpahkan magmanya, Krakatau sudah menunjukkan tanda-tanda peningkatan aktivitasnya. Satu gunung dengan gunung yang lain seakan susul menyusul dan tak mau kalah aktif.
Tapi, tahukah Anda bahwa beberapa gunung di luar negeri juga menunjukkan hal serupa? Berikut ini laporan gunung-gunung di dunia yang kini sedang meningkat aktivitasnya. Laporan bersumber dari situs milik John Seach (http://www.volcanolive.com), seorang anggota International Association of Vulcanology and Chemistry of the Earth's Interior (IAVCEI) yang telah berkelana ke 180 gunung selama 22 tahun hidupnya.


1. Klyuchevskoy Volcano, Kamchatka, Rusia
Gunung ini mengalami erupsi eksplosif dan effusif sepanjang minggu lalu, terutama pada tanggal 22 - 25 Oktober dan 27 Oktober 2010. Selain itu, gunung ini juga mengeluarkan abu vulkanik yang mencapai tinggi 26.200 hingga 29.500 kaki. Abu vulkanik juga tersebar hingga radius 2300 km di timur gunung.


2. Sheveluch Volcano, Kamchatka, Rusia
Gunung ini juga mengalami erupsi eksplosif dan effusif sepanjang minggu lalu. Pada tanggal 28 Oktober 2010 lalu, gunung ini mengeluarkan abu vulkanik yang mencapai tinggi 23.000 kaki. Pencitraan dengan satelit memperlihatkan bahwa abu vulkanik tersebar hingga radius 2500 km di sebelah timur gunung. Hujan abu terjadi di Ust-Kamchatsk sehingga bandara setempat harus ditutup.


3. Piton de la Fournaise Volcano, Perancis
Peningkatan aktivitas gunung berapi ini terjadi pada tanggal 27 Oktober 2010 lalu. Aktivitas seismik meningkat dan gempa tektonik beberapa kali terjadi. Erupsi juga terjadi pada hari tersebut di sisi gunung bagian tenggara.


4. Grimsvotn Volcano, Iceland
Beberapa gempa vulkanik telah terjadi sejak tanggal 31 Oktober 2010, kemarin. Banjir yang terjadi akibat es yang menutup gunung juga meningkat. sekitar 130 meter kubik air mengalir setiap detiknya membanjiri wilayah sekitar gunung.


5. Gunung Anak Krakatau, Indonesia
Aktivitas gempa vulkanik meningkat dari 20 kali per hari menjadi 35 kali per hari pada hari Jumat, 29 Oktober 2010 lalu. Abu vulkanik juga terlihat lebih tinggi, hingga 1 kilometer.
 Sumber :   volcanolive.com
Esprit de corps : DISIPLIN,GIGIH DAN BERANI HIDUP Esprit de corps : DISIPLIN,GIGIH DAN BERANI HIDUP Esprit de corps : DISIPLIN,GIGIH DAN BERANI HIDUP Esprit de corps : DISIPLIN,GIGIH DAN BERANI HIDUP
Ad
Ad