Minggu, 03 Januari 2010 , 19:47:00
KUNINGAN, (PRLM).- Lima orang remaja pendaki Gunung Ciremai yang semuanya penduduk Desa/Kecamatan Gempol Kab. Cirebon, kini dinyatakan hilang setelah mereka melakukan pendakian sejak Kamis 31 Desember 2009 dan bermalam tahun baru berada di bibir kawah. Kelimanya diduga tersesat, ketika mereka turun dari puncak gunung tidak melalui jalur pendakian yang biasa dipakai para pendaki lainnya.
Berdasarkan data yang dihimpun "PRLM", hingga Minggu petang (3/1), kelima pendaki itu sampai hari ke empat sejak melakukan pendakian, nasibnya belum diketahui secara pasti baik keselamatan jiwanya maupun posisi mereka berada. Mereka dipastikan merupakan pendaki pemula sebab kelimanya belum pernah melakukan pendakian ke Gunung Ciremai.
Tim SAR yang dibawah koordinasi Kapolres Kuningan Ajun Komisaris Besar Nurullah, SH, MH, mulai diturunkan dengan melakukan kerjasama dengan Pemkab Kuningan, Satkorlak bencana dan mengirimkan dua tim pecinta alam untuk menelusuri jalur yang digunakan korban saat mendaki. "Kami selalu mengimbau agar para pendaki ke Gunung Ciremai itu menaati semua aturan yang telah ditetapkan Taman Nasional Gunung Ciremai," tegasnya, saat dihubungi "PRLM", Minggu (3/1).
Kelima pendaki Ciremai yang dinyatakan hilang itu, adalah Muha (22 tahun), Budiman (25 tahun), Maskon (18 tahun), Nila (19 tahun) siswa STM I Cirebon dan Wahyu (16 tahun) siswa SMA Kasokandel Majalengka. Para pendaki yang kesemuanya laki-laki tersebut berasal dari satu tempat, yakni Desa/Kecamatan Gempol Kab.Cirebon. Mereka, diduga sebagai pendaki liar karena tidak tercatat di tiga pos pendakian (PPGC) baik di Linggarjati dan Palutungan Kab.Kuningan maupun di PPGC Apuy Majalengka. Mereka diperkirakan naik ke puncak Ciremai menggunakan jalur tidak resmi di sekitar Apuy Rajagaluh Majalengka. Pasalnya, Pos Pendakian Resmi milik BTNGC di Blok Apuy tidak mencatat adanya nama-nama kelima pendaki tersebut naik ke Ciremai.
Di Pos Pendakian Linggarjati milik Badan Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) pada Minggu petang, tampak puluhan masyarakat setempat, penjaga pos dan pamong Desa Linggarjati serta perwakilan dari keluarga para pendaki yang diperkirakan hilang di belantara hutan Gunung Ciremai, masih terus melakukan pemantauan dan koordinasi dengan tim pencari yang berangkat dari PPGC Linggarjati maupun dari Apuy.
Menurut pamong Desa Linggarjati, Sarjen, sejak kelima pendaki di antaranya ada yang mengirimkan pesan pendek ke handphone keluarganya dan menyatakan tersesat, maka sejak Sabtu (2/1) telah diterjunkan tiga regu pencari untuk naik ke Gunung Ciremai mencari jejak kelima pendaki tersebut. Tim pencari tadi hampir semuanya merupakan perwakilan dari keluarga pendaki yang hilang tersebut.
Regu pertama berangkat pada Sabtu siang, dengan jumlah personel empat orang, disusul pada Sabtu malam tim kedua dengan jumlah personel empat orang dan pada Minggu siang sebanyak sembilan orang tim pencari yang terdiri tujuh orang dari keluarga pendaki dan dua pemandu dari Pos Pendakian Linggarjati (BTNGC) kembali naik ke gunung.
Sementara itu, Sahroni (orangtua Wahyu) dan Mujuri (orangtua Budiman) ketika ditemui di Pos Pendakian Linggarjati menceritakan, anaknya sejak Kamis telah meninggalkan rumah hendak mendaki gunung dan bermalam tahun baru di puncak Ciremai bersama teman-temannya. "Anak saya belum pernah mendaki sebelumnya. Saya menerima kabar dari orangtua Muha, bahwa mereka tersesat di Ciremai minta dijemput. Sedangkan orangtua Muha pernah menerima SMS dari anaknya yang mengatakan mereka tersesat," kata Mujuri. (A-164/das)***
Anda Berminat Mendanai Kegiatan Kami ?
Berdasarkan data yang dihimpun "PRLM", hingga Minggu petang (3/1), kelima pendaki itu sampai hari ke empat sejak melakukan pendakian, nasibnya belum diketahui secara pasti baik keselamatan jiwanya maupun posisi mereka berada. Mereka dipastikan merupakan pendaki pemula sebab kelimanya belum pernah melakukan pendakian ke Gunung Ciremai.
Tim SAR yang dibawah koordinasi Kapolres Kuningan Ajun Komisaris Besar Nurullah, SH, MH, mulai diturunkan dengan melakukan kerjasama dengan Pemkab Kuningan, Satkorlak bencana dan mengirimkan dua tim pecinta alam untuk menelusuri jalur yang digunakan korban saat mendaki. "Kami selalu mengimbau agar para pendaki ke Gunung Ciremai itu menaati semua aturan yang telah ditetapkan Taman Nasional Gunung Ciremai," tegasnya, saat dihubungi "PRLM", Minggu (3/1).
Kelima pendaki Ciremai yang dinyatakan hilang itu, adalah Muha (22 tahun), Budiman (25 tahun), Maskon (18 tahun), Nila (19 tahun) siswa STM I Cirebon dan Wahyu (16 tahun) siswa SMA Kasokandel Majalengka. Para pendaki yang kesemuanya laki-laki tersebut berasal dari satu tempat, yakni Desa/Kecamatan Gempol Kab.Cirebon. Mereka, diduga sebagai pendaki liar karena tidak tercatat di tiga pos pendakian (PPGC) baik di Linggarjati dan Palutungan Kab.Kuningan maupun di PPGC Apuy Majalengka. Mereka diperkirakan naik ke puncak Ciremai menggunakan jalur tidak resmi di sekitar Apuy Rajagaluh Majalengka. Pasalnya, Pos Pendakian Resmi milik BTNGC di Blok Apuy tidak mencatat adanya nama-nama kelima pendaki tersebut naik ke Ciremai.
Di Pos Pendakian Linggarjati milik Badan Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) pada Minggu petang, tampak puluhan masyarakat setempat, penjaga pos dan pamong Desa Linggarjati serta perwakilan dari keluarga para pendaki yang diperkirakan hilang di belantara hutan Gunung Ciremai, masih terus melakukan pemantauan dan koordinasi dengan tim pencari yang berangkat dari PPGC Linggarjati maupun dari Apuy.
Menurut pamong Desa Linggarjati, Sarjen, sejak kelima pendaki di antaranya ada yang mengirimkan pesan pendek ke handphone keluarganya dan menyatakan tersesat, maka sejak Sabtu (2/1) telah diterjunkan tiga regu pencari untuk naik ke Gunung Ciremai mencari jejak kelima pendaki tersebut. Tim pencari tadi hampir semuanya merupakan perwakilan dari keluarga pendaki yang hilang tersebut.
Regu pertama berangkat pada Sabtu siang, dengan jumlah personel empat orang, disusul pada Sabtu malam tim kedua dengan jumlah personel empat orang dan pada Minggu siang sebanyak sembilan orang tim pencari yang terdiri tujuh orang dari keluarga pendaki dan dua pemandu dari Pos Pendakian Linggarjati (BTNGC) kembali naik ke gunung.
Sementara itu, Sahroni (orangtua Wahyu) dan Mujuri (orangtua Budiman) ketika ditemui di Pos Pendakian Linggarjati menceritakan, anaknya sejak Kamis telah meninggalkan rumah hendak mendaki gunung dan bermalam tahun baru di puncak Ciremai bersama teman-temannya. "Anak saya belum pernah mendaki sebelumnya. Saya menerima kabar dari orangtua Muha, bahwa mereka tersesat di Ciremai minta dijemput. Sedangkan orangtua Muha pernah menerima SMS dari anaknya yang mengatakan mereka tersesat," kata Mujuri. (A-164/das)***
Anda Berminat Mendanai Kegiatan Kami ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih Saudaraku telah berbagi, semoga apapun masukan Saudaraku akan bermanfaat bagi kami.