Hapuslah air matamu Ibu Pertiwi
Biarkan kami yang bermandi peluh,
bermandi debu dan bermandi lumpur
Biarkan kami yang akan menggendong duka dan laramu
Biarkan kami yang akan memikul semua ini

Tetap Semangat Wahai Anak Bangsa !!!
SEPERTI BURUNG ELANG,
JIKA INGIN TERBANG AKAN BELAJAR TERUS MENERUS SEBELUM BISA MENEMBUS ANGKASA RAYA...
ITULAH PG dan juga para PETUALANG SEJATI

18 Desember 2009

LINGKUNGAN KABUPATEN CIREBON


Lingkungan
Ditutup Lima Bulan, Galian C Beroperasi Kembali
Sabtu, 7 November 2009 | 10:41 WIB
Cirebon, Kompas - Meskipun ditutup pada Juni lalu, proyek penambangan galian C di Bukit Azimut, Desa Waled Asem, Kecamatan Waled, Kabupaten Cirebon, masih beroperasi hingga Jumat (6/11). Sekitar lima truk masuk dan keluar dari lokasi galian seluas 2,5 hektar tersebut. Pasir itu diangkut tanpa terpal menuju pantai utara (pantura).
Penggalian kembali galian C di bukit itu tidak hanya menggunakan cara manual, tetapi juga alat berat. Bukit Azimut sudah terpotong sebagian, tetapi pengerukan terus dilakukan.
Selama ini keberadaan penggalian pasir di bukit itu menuai kecaman dari warga setempat. Perkumpulan Pencinta Kelestarian Alam (Petakala) Grage pada tahun 2008 menemukan ada kerusakan lingkungan akibat eksploitasi tambang, di antaranya penebangan tanaman, ketidakstabilan tebing penambangan karena perubahan bentuk topografi, kenaikan air limpasan yang berpotensi menimbulkan erosi dan sedimentasi, timbulnya lahan-lahan kritis, dan berkurangnya resapan air.
"Beberapa tanaman buah eksotis, misalnya Manoa annona reticulata dan tanaman obat lainnya yang berada di Azimut, juga ikut terancam hilang," kata Deddy Madjmoe, aktivis Petakala Grage.
Dinas Lingkungan Hidup pada pertengahan tahun 2008 meninjau langsung galian C itu, dan berjanji menutup galian ilegal. Puncaknya pada Juni 2009 Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Cirebon menutup penambangan di Bukit Azimut, Blok Cadas Gantung, Desa Waled Asem, Kecamatan Waled. Namun, pada November ini galian beroperasi kembali.
Surini (43), warga Desa Babakan, Kecamatan Babakan, Kabupaten Cirebon, mengaku selalu melihat truk berisi pasir masuk-keluar daerah tersebut sejak awal November. "Saya tidak tahu persis kapan tepatnya truk pengangkut pasir beroperasi lagi, tetapi sekarang sering. Kadang dalam sehari ada lima truk masuk-keluar," katanya.
Surini mengakui, warga terganggu karena pengangkutan pasir menimbulkan debu. Jalan pun mudah berlubang karena dilalui terus-menerus oleh truk bermuatan berat.


Arif Rahman, anggota Komisi III DPRD Kabupaten Cirebon, mengaku belum memonitor kondisi galian C pascapenutupan karena jadwal DPRD masih padat setelah dilantik. Namun, persoalan pembukaan galian C nantinya tetap mendapatkan perhatian DPRD. (NIT)







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih Saudaraku telah berbagi, semoga apapun masukan Saudaraku akan bermanfaat bagi kami.

Esprit de corps : DISIPLIN,GIGIH DAN BERANI HIDUP Esprit de corps : DISIPLIN,GIGIH DAN BERANI HIDUP Esprit de corps : DISIPLIN,GIGIH DAN BERANI HIDUP Esprit de corps : DISIPLIN,GIGIH DAN BERANI HIDUP
Ad
Ad