SUMBER, (PRLM).- Sebagai antisipasi meluapnya Sungai Cisanggarung di perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah, dinas terkait memasang bronjong di sejumlah titik yang dianggap rawan longsor dan banjir.
Informasi yang dihimpun Rabu (6/10) menyebutkan, pemasangan bronjong itu dilakukan secara serentak, di antaranya di bawah jembatan Pasaleman. Ribuan kubik batu yang dimasukkan ke dalam bronjong besi baja dipasang di tanggul sungai.
Bantaran sungai Cisanggarung di Kab. Cirebon yang masuk wilayah Kecamatan Waled, Pasaleman, Ciledug, Babakan, Pabedilan dan Losari terdapat titik rawan longsor. Hampir seluruh kecamatan memiliki tingkat masalah tersendiri.
Deddy Majmoe, seorang pemerhati lingkungan mengatakan, bantaran Sungai Cisanggarung mengalami kerusakan lingkungan yang cukup parah. "Daya dukung lingkungan di sekitar Sungai Cisanggarung berpotensi dapat memicu terjadinya banjir dan longsor," katanya.
Diakui Deddy, hasil penelusuran LSM Petakala Grage menujukkan pendangkalan Sungai Cisanggarung cukup parah. Hal itu diakibatkan adanya aktivitas galian di bukit Putersari/Puterlumbung Desa Cikeusik dan Desa Cieurih Kecamatan Cidahu, Kab. Kuningan.
Data yang diperoleh menyebutkan, galian ini beroperasi sejak tahun 1990. Lumpurnya mengarah ke barat dan masuk Sungai Ciberes, penyebab banjir lumpur di Ciuyah, Ambit, Gunungsari, Mekarsari, dan Desa Cikulak Kec. Waled.
Pelumpuran itu juga mengarah ke arah timur dan masuk ke Sungai Cisanggarung melalui saluran pembuang. Ironisnya, ada beberapa pabrik pencuci pasir yang bagian lumpurnya dibuang ke saluran, mengarah ke Cisanggarung. Galian di Gunungkarung Cidahu dan bekas galian bukit Maneungteung (Azimut) juga endapan lumpurnya mengarah ke sungai Cisanggarung.
Di sisi lain, lanjut dia, mengalirnya endapan lumpur dari galian Gunung Tukung Desa Waledasem, Kec. Waled, menuju Cisanggarung dan ke arah utara melintasi Bong Cina melalui saluran terus ke Ciberes.
Kasi Data dan Informasi Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung (BBWSCC), Sulistio, mengakui sepanjang sungai Cisanggarung terdapat permasalahan yang mengakibatkan penurunan daya dukung tanggul. Pemasangan beronjong dan upaya antisipasi banjir yang menelan dana hingga miliaran rupiah merupakan bukti kalau pemerintah serius menyikapi masalah Sungai Cisanggarung. (A-146/C-15/das)***
Sumber : Pikiran Rakyat
Informasi yang dihimpun Rabu (6/10) menyebutkan, pemasangan bronjong itu dilakukan secara serentak, di antaranya di bawah jembatan Pasaleman. Ribuan kubik batu yang dimasukkan ke dalam bronjong besi baja dipasang di tanggul sungai.
Bantaran sungai Cisanggarung di Kab. Cirebon yang masuk wilayah Kecamatan Waled, Pasaleman, Ciledug, Babakan, Pabedilan dan Losari terdapat titik rawan longsor. Hampir seluruh kecamatan memiliki tingkat masalah tersendiri.
Deddy Majmoe, seorang pemerhati lingkungan mengatakan, bantaran Sungai Cisanggarung mengalami kerusakan lingkungan yang cukup parah. "Daya dukung lingkungan di sekitar Sungai Cisanggarung berpotensi dapat memicu terjadinya banjir dan longsor," katanya.
Diakui Deddy, hasil penelusuran LSM Petakala Grage menujukkan pendangkalan Sungai Cisanggarung cukup parah. Hal itu diakibatkan adanya aktivitas galian di bukit Putersari/Puterlumbung Desa Cikeusik dan Desa Cieurih Kecamatan Cidahu, Kab. Kuningan.
Data yang diperoleh menyebutkan, galian ini beroperasi sejak tahun 1990. Lumpurnya mengarah ke barat dan masuk Sungai Ciberes, penyebab banjir lumpur di Ciuyah, Ambit, Gunungsari, Mekarsari, dan Desa Cikulak Kec. Waled.
Pelumpuran itu juga mengarah ke arah timur dan masuk ke Sungai Cisanggarung melalui saluran pembuang. Ironisnya, ada beberapa pabrik pencuci pasir yang bagian lumpurnya dibuang ke saluran, mengarah ke Cisanggarung. Galian di Gunungkarung Cidahu dan bekas galian bukit Maneungteung (Azimut) juga endapan lumpurnya mengarah ke sungai Cisanggarung.
Di sisi lain, lanjut dia, mengalirnya endapan lumpur dari galian Gunung Tukung Desa Waledasem, Kec. Waled, menuju Cisanggarung dan ke arah utara melintasi Bong Cina melalui saluran terus ke Ciberes.
Kasi Data dan Informasi Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung (BBWSCC), Sulistio, mengakui sepanjang sungai Cisanggarung terdapat permasalahan yang mengakibatkan penurunan daya dukung tanggul. Pemasangan beronjong dan upaya antisipasi banjir yang menelan dana hingga miliaran rupiah merupakan bukti kalau pemerintah serius menyikapi masalah Sungai Cisanggarung. (A-146/C-15/das)***
Sumber : Pikiran Rakyat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih Saudaraku telah berbagi, semoga apapun masukan Saudaraku akan bermanfaat bagi kami.