SEBANYAK delapan aktivis lingkungan menguburkan diri sebatas dada di Bukit Azimut, Waled, Kab. Cirebon, Kamis (30/9) siang. Mereka memprotes kerusakan di bukit tersebut akibat galian C liar.*
Aksi yang dilakukan para pecinta lingkungan yang tergabung dalam Masyarakat Pecinta Kelestarian Azimut (Mapala) yang terdiri dari sejumlah LSM, organisasi pemuda dan perorangan, di anatara dari Laskar Merah Putih dan LSM Petakala Gerage tersebut sebagai bentuk protes atas eksploitasi besar-besaran di bukit tersebut.
Menurut Adang Djuhandi, humas Mapala, kerusakan bukit Maneungteung tidak bisa ditoleransi. Oleh karenanya, agar segera usut dan tuntaskan, seret pelaku perusakan lingkungan ke meja hijau. "Ini adalah bentuk kezaliman yang merusak kehidupan masyarakat. Lihatlah teman-teman kita rela mengubur diri sebagai protes atas kezaliman tersebut," katanya.
Adang yang sebelumnya memimpin doa sebelum kedelapan aktivis tersebut dikubur hingga sebatas bahu juga meminta agar yang berada di legislatif dan kepolisian mengusut tuntas persoalan Azimut.
Sementara itu, Qorib Magelung Sakti, salah seorang aktivis yang turut dikubur mendesak agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Kapolri, Kapolda berempati atas rusaknya bukit Azimut dan segera melakukan tindakan yang tegas atas pelakunya.
"Eksploitasi atas bukit itu dilakukan oleh sejumlah pengusaha. Karena terus-terusan dieksploitasi, bukit Azimut pun kini mengalami kerusakan yang sangat parah. Di sisi lain, tanggungjawab pengusaha untuk mereklamasi lingkungan pasca pengerukan pun tidak dilakukan. Lebih parah lagi tindakan aparat hukum nyaris tidak ada," kata Qorib.(A-146/A-147)***
Sumber : Pikiran Rakyat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih Saudaraku telah berbagi, semoga apapun masukan Saudaraku akan bermanfaat bagi kami.