Hapuslah air matamu Ibu Pertiwi
Biarkan kami yang bermandi peluh,
bermandi debu dan bermandi lumpur
Biarkan kami yang akan menggendong duka dan laramu
Biarkan kami yang akan memikul semua ini

Tetap Semangat Wahai Anak Bangsa !!!
SEPERTI BURUNG ELANG,
JIKA INGIN TERBANG AKAN BELAJAR TERUS MENERUS SEBELUM BISA MENEMBUS ANGKASA RAYA...
ITULAH PG dan juga para PETUALANG SEJATI

03 Desember 2009

Dari Latihan Tim Rescue Basarnas 2009





Rescuer Basarnas Tingkatkan Skill

BUKAN REBUTAN ISI PLASTIK KRESEK: Empat tim rescue menunjukan ekspresinya di ketinggian 1700 Gunung Salak. Foto: agus basori

JAKARTA – Musibah tak bisa diprediksi. Celakanya, intensitas musibah, baik di darat, laut, maupun udara semakin tinggi. Jenis-jenis musibahnya juga semakin kompleks. Banyak faktor yang menjadi penyebabnya. Mulai kegagalan teknologi, faktor alam, hingga human error. Yang pasti, selalu ada korban didalamnya. Dan, penanganan korban itu membutuhkan kemampuan yang spesifik. Nah, institusi pemerintah yang berkompenten dalam hal pencarian dan penyelamatan (Search and Rescue) adalah Badan SAR Nasional (Basarnas).

Setelah resmi menjadi Lembaga Pemerintahan Non Kementerian (LPNK) sesuai Kepres No. 99 Tahun 2007, Basarnas terus meningkatkan eksistensinya. Salah satunya dengan menggelar kegiatan latihan tim rescue. Latihan selama 8 hari, mulai Jumat (5/6) - Jumat (12/6) itu terpusat di kawasan BUPERTA Cibubur, Gunung Salak, dan Kolam Renang Wiladatika. Pesertanya, 30 rescuer dari Kantor Pusat Basarnas dan Kantor SAR Jakarta.

Pelatihan dibuka oleh Kasubdit Perencanaan Diklat Drs Darmawan MM mewakili Direktur Diklat dan Pemasyarakatan SAR, Laksma TNI Bambang Riswanto.

“Tujuan latihan ini untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan atau kompetensi yang telah dimiliki oleh tim rescue di lingkungan Basarnas,” tandasnya.

Ya, rescuer adalah salah satu ujung tombak dalam setiap operasi SAR. Rescuer harus siaga, siap operasi setiap saat, dan harus memiliki skill yang mumpuni.

“Latihan ini juga menjadi upaya pembinaan berkelanjutan untuk menjawab visi dan misi Basarnas ke depan, terutama dalam mengantisipasi jenis bencana atau musibah yang sering terjadi khususnya di wilayah Jakarta dan sekitarnya,” tandas Noer Isrodin, selaku ketua panitia pelaksana.

Beberapa materi yang didalami meliputi peningkatan kondisi fisik, penanganan kecelakaan kendaraan, jungle rescue, water rescue, high angle rescue, dan heli rescue.

Peningkatan kondisi fisik mencakup latihan peningkatan sistem kardio vaskuler; latihan peningkatan kecepatan, kekuatan dan daya tahan otot. High angle rescue (pertolongan di ketinggian/medan vertical) meliputi tali dan simpul, penggunaan tripod dan larkin rescue frame, anchoring/belaying, ascend dan descend (menaikan dan menurunkan korban), serta exercise. Road Accident Rescue (RAR) atau penanganan kecelakaan kendaraan mencakup pengendalian keselamatan, pengenalan dan pengoperasian peralatan ekstrikasi, stabilisasi kendaraan, teknik ekstrikasi, dan pengorganisasian operasi rescue. Heli rescue (pertolongan dengan helikopter) meliputi heli rappeling; evakuasi medis udara dengan tandu, rescue net, dan fullbody harnest; pembuatan heli box, serta marshalling dan prosedur safety . Water rescue (pertolongan di air) meliputi teknik penyelamatan non swim rescue, teknik defend atau release, teknik dasar renang, dan metode reach (menjangkau), throw (melempar), row (menghampiri dengan alat bantu) go (menghampiri dengan keahlian) dan tow/carry (menarik). Metode ini populer disebut metode RTRGT.

Sedangkan jungle rescue (pertolongan di gunung hutan) meliputi pematangan teknik penggunaan GPS, membaca peta, dan komunikasi via handy talky (HT).

”Metode latihan berupa simulasi dan kompetisi yang menitikberatkan pada aspek penanganan kecepatan bertindak tanpa mengesampingkan keutamaan faktor safety agar terbentuk keterampilan yang cepat, tepat dan aman,” tandas Noer.

Bersamaan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bekerjasama dengan kader Kosgoro dari 8 provinsi juga menggelar pelatihan di Wisma Hijau Cibubur, Selasa (9/6) – Jumat (12/6). Pesertanya berjumlah 34 orang dari Kosgoro Pusat, DKI, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jogjakarta, dan Jawa Timur.

Sebelumnya, mereka mendapat materi tentang teknik mendirikan dapur umum dan mendirikan tenda termasuk membuat WC umum dari Departemen Sosial (Depsos) dan Departemen Kesehatan. Dan, dari Basarnas selama sehari penuh, memberikan teknik evakuasi di darat maupun di air serta pengenalan dan pengoperasian perahu karet. Pengenalan bagian-bagian perahu karet yang meliputi haluan, buritan, dudukan mesin, deck (geladak) dan lunas dipaparkan dengan rinci. Bagaimana merangkai perahu karet, mengangkat, dan menurunkan perahu karet secara tim juga langsung dipraktekkan oleh peserta. Peserta juga diberi materi tentang teknik mendayung, memahami mesin tempel dan cara pemasangan serta perawatannya. Tidak hanya itu, teknik mengangkat korban di air oleh 1 dan 2 orang, semuanya diserap para peserta dengan antusias. Semua teknik itu langsung diaplikasikan di danau Cibubur.

“Pelatihan ini dalam rangka voluntarisme atau pengembangan kader dalam hal penanggulangan bencana oleh masyarakat. Ekspektasi pelatihan dasar ini agar peserta mampu berperan aktif dan memahami prosedur dasar atau managemen bencana jika terjadi musibah di daerahnya,” tutur Mudjiharto, Direktur Kesiapsiagaan BNPB didampingi Badrun SH MPd, Kabid Kurikulum dan Penyelenggaraan Diklat BNPB di Danau Cibubur, Kamis (11/6).

Pada kesempatan tersebut, peserta juga sempat menyaksikan aksi latihan tim rescue Basarnas saat melakukan pertolongan dan evakuasi di air menggunakan fullbody harnest dengan helikopter yang dipiloti oleh Kapten PNB Kholik.

“Luar biasa! Tidak semua orang bisa melakukan teknik pertolongan seperti itu, itu butuh keahlian dan latihan yang keras, appresiated buat tim rescue Basarnas,” ungkap salah seorang peserta dari Jogjakarta. (ab)

LATIHAN, Siaga, dan Operasi. Tiga hal itulah yang menjadi ruh tim Search And Rescue (SAR) dalam mengemban misi kemanusiaan. Inilah komentar para rescuer yang mengikuti latihan tim rescue 2009.

MEJENG DULU AH: Noer Isrodin, Agung Priyambodo, dan Emi Frizer usai melakukan rappeling di tower Buperta Cibubur. Foto: agus basori

Noer Isrodin, Ketua Panitia

Wujudkan Misi dan Visi Basarnas

LATIHAN ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan keahlian rescuer. Agar dalam operasi SAR, para rescuer selalu siap siaga dimanapun dan apapun bentuk medannya. Latihan ini juga salah satu upaya pembinaan berkelanjutan untuk menjawab visi dan misi Basarnas ke depan. (*)

Mu’min Maulana, Rescuer Senior Kantor SAR Jakarta

Mereview Teknik SAR

Ini latihan yang sangat penting untuk mereview (menyegarkan) kembali teknik-teknik SAR bagi para rescuer, khususnya rescuer dari Kantor SAR Jakarta.

Saya, sebagai fasilitator yang dituakan dari Kantor SAR Jakarta mengucapkan terima kasih kepada seluruh panitia dan peserta. Selebihnya, kami minta maaf jika selama mengikuti latihan ini ada tindakan yang kurang sopan, kurang berkenan atau menyinggung para fasilitator atau peserta lainnya. (*)

PALING CAKEP NICH: Dika, komandan Tim Challenger.

Dika, Rescuer Pos SAR Cirebon

Mesti Rutin Dilakukan

Kami berharap, latihan semacam ini rutin dilakukan. Hanya dengan latihan-latihan semacam inilah, kemampuan rescuer terus terasah. Selain itu, kami juga bisa berimprovisasi, menganalisa, atau mengembangkan teknik-teknik baru dengan peralatan-peralatan SAR yang baru maupun yang lama untuk mengefektifkan dan mengefisienkan operasi SAR. (*)


EVALUASI : Kapten Pnb Kholik memberikan arahan dan komentarnya sebelum mengakhiri sesi helly rappeling dan helly jumping. Foto: agus basori

Kapten Penerbang Kholik, Pilot Helikopter SAR

Saling Belajar, Saling Mengisi

Latihan ini benar-benar menjadi latihan bersama yang luar biasa. Ini menjadi pengalaman berharga bagi kami, khususnya kru helikopter. Saya puas, bangga kepada tim rescue dari Basarnas. Meskipun latihan, mereka serius, tidak gegabah atau sembrono. Mereka sadar betul, obyek yang mereka tolong adalah nyawa manusia dan kita (rescuer) juga mempertaruhkan nyawa untuk menolongnya.

Latihan ini juga menjadi latihan bagi kami, kru helikopter. Ya, kita sama-sama belajar dalam latihan ini. Dan alhamdullilah, dalam latihan ini, khususnya helly rappeling dan pertolongan di air dengan helikopter, berjalan aman, tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. (*)

TERUS BERGERAK: Tim Challenger, Agus Basori, Rizki, Mamang, Estu, Heroe, Daus dan Dika (ngga keliatan karena baru motret), membelah hutan Gunung Salak. Foto: dika

Agus Basori, Humas Basarnas

Ajang Transformasi Ilmu SAR

Sekitar pukul 08.00, saya sampai di Bumi Perkemahan Pramuka Cibubur. Ada perasaan haru. Latihan dasar (latdas) tingkat dasar angkatan ke 32 baru kelar 3 bulan yang lalu, tepatnya tanggal 15 Maret sampai 5 April 2009. Memori latdas selama 22 hari itu masih terekam utuh di benak saya. Ya, latdas yang menjadi kawah candradimuka-nya bagi para rescuer baru. Dari 33 peserta, 4 rescuer tak lulus. Itu membuktikan betapa beratnya latdas waktu itu.

Saya bersama 4 rescuer angkatan 2008 yang ikut dalam latihan rescue 2009 ini merasa beruntung. Selain mendapat ilmu dan teknik baru tentang SAR, kami bisa lebih mengenal dan berinteraksi dengan para rescuer senior. Selama 8 hari menjalani latihan bersama, rasa persaudaraan tumbuh dan semakin erat. Secara langsung maupun tidak langsung, para rescuer senior itu mentransformasikan ilmunya kepada kami. (*)

Man of The Macht:

BIKIN KISRUH: Aksi Manurung saat mengusik konsetrasi tim lain yang sedang melakukan aplikasi teknik Road Accident Rescue (RAR) di area parkir Buperta Cibubur. Foto: agus basori

Denny Candra Cristian Manurung

Gorilla Juara di Air

Ada yang lain selama mengikuti latihan tim rescue 2009. Ada seorang rescuer yang selalu ceria, selalu gembira, bahkan melucu. Ia juga selalu dijadikan ‘kambing hitam’ dalam gurauan-gurauan khas rescuer seangkatan maupun para seniornya.

Bukannya tidak fokus pada materi atau tidak serius dalam hal aplikasi di lapangan, tetapi memang begitulan karakteristiknya.

Dialah Manurung. Rescuer angkatan 2005 dari Kantor SAR Jakarta. Dia mendapat bonus dari panitia, lantaran memegang record waktu tercepat dalam hal penyelamatan di air dan memagang waktu terlama dalam hal mengapung di air. Padahal, tubuhnya tergolong gemuk alias over wight.

Jog-jog-nya segar. Tidak pernah tersinggung mesti dikatai apa saja oleh teman-temannya. Yang pasti, suasana terasa berbeda jika dia tak ada. Terasa sepi.

Yang membuat ambivalen, tim I yang ia pimpin diberi nama tim Gorilla. Identik dengan bentuk tubuh si Manurung yang tinggi besar. Tapi, nama tim yang identik dengan penguasa hutan belantara itu justru knok out (baca: KO) saat di hutan. Tapi, justru juara di air. Mungkin, Gorilla yang satu ini sudah beraviliasi dengan dunia air, hehehe,… (*)

Sumber : Basarnas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih Saudaraku telah berbagi, semoga apapun masukan Saudaraku akan bermanfaat bagi kami.

Esprit de corps : DISIPLIN,GIGIH DAN BERANI HIDUP Esprit de corps : DISIPLIN,GIGIH DAN BERANI HIDUP Esprit de corps : DISIPLIN,GIGIH DAN BERANI HIDUP Esprit de corps : DISIPLIN,GIGIH DAN BERANI HIDUP
Ad
Ad